Sejarah dan Asal-usul Tanda Baca yang Kini Memudahkan Kita Membaca dan Menulis

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
2 Agustus 2022 12:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tulisan di buku. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tulisan di buku. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Dalam hal membaca atau menulis, kita tentu harus berpatokan dengan tanda baca. Mulai dari titik, koma, tanda tanya dan lain sebagainya. Tanda-tanda tersebut dibuat untuk mengatur penulisan dan cara membaca agar lebih tertata rapi.
ADVERTISEMENT
Nah, mengenai hal tersebut, bagaimana sebenarnya sejarah kemunculan tanda baca yang masih kita gunakan hingga saat ini? Selain itu, dari mana sih asal muasal tanda baca yang membuat kita tidak pusing ketika menulis atau membaca.
Berikut sejarah singkatnya menurut berbagai sumber.
Berasal dari Bahasa Yunani dan Latin
Penggunaan tanda baca yang kita gunakan saat ini ternyata berasal dari Bahasa Yunani dan Latin. Kedua bahasa tersebut menjadi pelopor pemakaian tanda baca di sebuah tulisan. Para ahli meneliti hingga menemukan prasasti-prasasti peninggalan Yunani Kuno.
Ilustrasi menulis menggunakan anda baca. Foto: Pixabay
Dalam prasasti tersebut dikabarkan tertera tulisan-tulisan yang dideret tanpa sama sekali menggunakan tanda baca. Kemudian pada abad ke-5 sebelum masehi (SM) ditemukan prasasti yang berisi tulisan.
Dari frasa yang tercantum, para peneliti menemukan adanya tanda baca dengan memisahkan barisan-barisan tulisan vertikal. Selain itu, ditemukan juga penempatan tulisan dengan menggunakan tanda baca garis horizontal pada bada ke-4 SM.
ADVERTISEMENT
Dipelopori oleh Aristophanes
Penemuan tanda baca titik (.) dan koma (,) diawali oleh seorang pustakawan dari Kota Aleksandria, Mesir pada abad 3 sebelum masehi (SM). Kala itu, Aristophanes dikabarkan sangat kesulitan membaca ratusan tulisan Yunani.
Aristophanes, sang pelopor tanda baca. (Foto: Facebook/@Aristophanes)
Dengan begitu, untuk memudahkan orang membaca tulisan tersebut, Aristophanes kemudian meminta kepada penulis agar memberi tanda-tanda baca yakni titik (.), koma (,) dan spasi. Saat itu, sang pustakawan dari Kota Aleksandria ini tengah memiliki sederet tugas yang membuatnya kesulitan karena teks tidak menggunakan tanda baca.
Ditambah, setiap huruf yang tertera di teks Yunani juga berderet hingga membuatnya sulit membaca. Apalagi, ia juga dikabarkan tidak mengetahui awal dan akhir kalimat. Sebab, teks tersebut sangat sulit dipahami karena tidak menggunakan tanda baca.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, para penulis hingga pembaca kemudian memakai tanda baca di setiap tulisan. Bahkan, pemakaian tanda baca tersebut membuat para pembaca mudah membaca teks-teks dari Yunani yang kala itu sulit untuk diuraikan per kata.
Penulis Kristen Mengembangkan Tanda Baca
Penggunaan tanda baca semakin berkembang setelah dibuat oleh sang pustakawan dari Kota Aleksandria bernama Aristophanes. Pada abad ke-7 sebelum masehi, Isidore of Seville yang merupakan seorang uskup agung mengembangkan tanda baca dari sang pustakawan.
Ilustrasi membaca. Foto: Unsplash
Ia menata ulang dengan membuat tanda baca singkat (.) menengah (·) dan panjang (·). Setelah itu, tanda-tanda baca kemudian bermunculan seperti tanda tanya (?) untuk menekankan sebuah pertanyaan. Penemuan tersebut didasari dari notasi musik oleh nyanyian di zaman Gregoria.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, pada abad ke-12, penulis bernama Boncompagno da Signa kemudian memberi dua tanda baca baru yakni garis miring (/) yang berati jeda dan tanda garis datar (-) untuk menghentikan kalimat.
Begitulah sejarah singkat penemuan tanda baca yang dipelori oleh sang pustakawan dari Kota Aleksandria, Mesir, yang kemudian dikembangkan para penulis-penulis di dunia dari abad ke abad. (fre)