Konten dari Pengguna

Waspada Maladaptive Daydreaming, Ketika Orang Kecanduan Melamun dan Berkhayal

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
31 Agustus 2022 11:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak melamun. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak melamun. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Melamun dan berkhayal merupakan kegiatan yang tentunya tidak produktif. Namun, beberapa orang suka melamun, terutama ketika sedang tidak melakukan apa-apa. Bahkan, ada juga yang sampai kecanduan melamun.
ADVERTISEMENT
Padahal, melamun atau berkhayal secara berlebihan itu termasuk gangguan mental, lho. Mengutip dari Cleveland Clinic, kondisi kejiwaan itu disebut maladaptive daydreaming, yakni di mana seseorang melamun secara intens, terkadang sampai berjam-jam.
Maladaptif di sini berarti jenis melamun yang tidak sehat, biasanya upaya negatif mengatasi atau beradaptasi dengan masalah. Pengidap cenderung ‘kehilangan diri’ dalam lamunan yang sangat mendalam dan detail.
Dari penelitian, didapati lamunan maladaptif mungkin terjadi secara kompulsif sehingga sulit atau bahkan mustahil untuk mengendalikannya. Masalah ini biasanya juga bersinggungan dengan kesehatan mental dan kondisi neurologis lainnya
Meski paling sering menyerang orang dengan kondisi yang memengaruhi fungsi otak, terdapat pula bukti bahwa maladaptive daydreaming merupakan kondisi berbeda dari kelainan lain, seperti misalnya alzheimer dan schizophrenia.
ADVERTISEMENT
Faktor umur diketahui punya pengaruh pada kondisi ini. Penelitian mendapati maladaptive daydreaming dialami orang dewasa muda dan remaja, bisa juga terjadi pada anak-anak. Diketahui pula, segelintir pengidap maladaptive daydreaming juga punya riwayat trauma.

Seberapa Umum dan Efeknya pada Tubuh

ilustrasi stres. Foto: Shutterstock
Kondisi ini relatif baru, ditemukan profesor psikologi klinis Eli Somer pada 2022. Riset membuktikan kondisi ini terjadi pada 2,5 persen orang dewasa di Israel, dan 4,3 persen orang dewasa muda dan para pelajar.
Studi lain memperkirakan maladaptive daydreaming memengaruhi 20 persen orang dewasa dengan Attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), berarti dialami sekitar 2,2 juta orang dewasa di Amerika Serikat.
Sementara efek maladaptive daydreaming lebih memengaruhi pikiran ketimbang tubuh. Jadi, efek yang paling terlihat ada pada otak, terdapat perbedaan tipis ukuran pada bagian tertentu, biasanya area yang mengontrol fungsi eksekutif. Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk ahli mengonfirmasi hal ini.
ADVERTISEMENT

Gejala dan Penanganannya

Ilustrasi melamun. Foto: Shutterstock
Gejala maladaptive daydreaming adalah segala yang berkaitan dengan melamun. Kondisi ini cenderung terbagi jadi dua kategori: perilaku melamun dan apa yang dirasakan dari melamun.
Perilaku melamun di antaranya:
Sedangkan dari apa yang dirasa ketika melamun, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Sayangnya, karena merupakan gangguan mental, hingga kini belum ada solusi untuk maladaptive daydreaming. Karenanya, buat yang mengidapnya, belum ada cara mencegah atau menguranginya. (bob)