2.400 Mahasiswa Ubaya Pecahkan Rekor Bikin Wayang Kertas Punakawan

Konten Media Partner
2 Agustus 2019 15:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wayang kertas Punakawan di MOB Ubaya. Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Wayang kertas Punakawan di MOB Ubaya. Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Ada yang unik dalam kegiatan Masa Orientasi Bersama (MOB) di Universitas Surabaya. Sekitar 2.400 mahasiswa baru secara serentak membuat wayang kertas dan memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) dengan kategori Pemrakarsa dan Penyelenggara Merangkai Wayang Kertas Terbanyak oleh Mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Winnie Himawati tampak begitu telaten membuat tokoh Wayang Punakawan. Tak lupa ia juga menambahkan beraneka warna pada wayang yang ia buat agar terlihat menarik.
"Ini merupakan pengalaman baru buat aku. Menurutku bikin wayang itu menyenangkan. Karena aku bisa lebih mengenal tentang budaya yang ada di Indonesia," kata Winnie.
Selain Winnie, Anastasia Maria mengaku jika dirinya baru pertama kali membuat wayang. "Ini pertama kalinya saya membuat wayang. Meski sedikit rumit ketika memasang bagian tangan dan kaki, saya juga mengerti tentang filosofinya," ungkap Maria.
Kegiatan pengenalan budaya yang dijalani Winnie dan Maria ini merupakan serangkaian acara dari Masa Orientasi Bersama (MOB) Universitas Surabaya (Ubaya) 2019.
Taufik Akbar Rizqi Yunanto selaku ketua MOB 2019 mengatakan, jika pembuatan Wayang Punakawan selaras dengan tema MOB tahun ini yang mengangkat tentang Budaya dan Apresiasi Keberagaman.
ADVERTISEMENT
"Wayang menjadi simbol keberagaman asli dari Indonesia. Nah kegiatan ini adalah salah satu cara untuk mengenalkan budaya lokal pada mahasiswa baru agar mereka bisa mengapresiasi dan melestarikan budaya tersebut," kata Taufik ketika ditemui Basra di Ubaya Sport Center, Jumat (2/8).
Sebelum membuat wayang, lanjut Taufik, para mahasiswa diberi materi dan penjelasan singkat terkait filosofi wayang dari Museum Gubug Wayang.
"Jadi mereka bisa memehami tentang filosofi dari wayang, tidak asal buat. Kami juga ajarkan cara pembuatannya bagaimana," tambahnya.
Dengan adanya kegiatan ini, Taufik berharap para mahasiswa baru terutama generasi penerus bangsa bisa melestarikan tentang budaya Indonesia.
"Selain itu, saya ingin mereka tidak melihat wayang sebagai benda jadul melainkan warisan yang bisa dicintai dan dihargai sebagai bidaya sendiri," pungkasnya. (Reporter : Amanah Nur Asiah / Editor : Windy Goestiana)
ADVERTISEMENT