20220326_092115.jpg

Aeshnina, Pejuang Lingkungan Cilik yang Kritisi Sampah Plastik Sampai Amsterdam

26 Maret 2022 9:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aeshnina Azzahra Aqilani. Foto: Dok.pDok.pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Aeshnina Azzahra Aqilani. Foto: Dok.pDok.pribadi
ADVERTISEMENT
Nama Aeshnina Azzahra Aqilani mulai dikenal publik lewat aksi beraninya yang kerap menyoroti masalah sampah dan mensosialisasikan mengenai lingkungan.
ADVERTISEMENT
Aktivis lingkungan cilik ini dengan lantang mengirimkan surat kepada Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Ia menuliskan surat terbuka sebagai sindiran keras akibat sampah plastik impor dari negara maju tersebut.
Tak hanya itu, belum lama ini, remaja 14 tahun tersebut juga diundang mewakili Indonesia sebagai pembicara dalam acara Plastic Soup Foundation di Amsterdam.
Yang terbaru, pada Februari 2022, Nina mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo, mengingat permasalahan sampah di Indonesia yang belum juga tertangani dengan baik.
Menurutnya, masalah lingkungan di Indonesia sudah sangat gawat dan membutuhkan pertolongan segera. Dimana sungai brantas yang menjadi bahan baku air minum juga menjadi tempat sampah untuk masyarakat dan industri.
ADVERTISEMENT
Selain itu, banjir, kekurangan Sumber Daya Alam (SDA), perubahan iklim yang sudah terjadi di bumi Indonesia, juga tak membuka mata pemerintah untuk menangani masalah tersebut.
"Sudah jelas sekali, lautan, sungai, hutan di Indonesia telah tercemar sampah plastik tapi belum ada penanganan serius. Banyak biota yang mati karena sampah yang kita hasilkan. Penanganan sampah di Indonesia juga masih sangat buruk, dengan cara dibakar, ditumpuk di TPA, apalagi sekarang ada PLTSA, malah hancur lingkungannya," kata Nina pada Basra, Sabtu (26/3).
Nina menuturkan, permasalahan sampah plastik juga tak kalah penting untuk ditangani bersama. Pasalnya, plastik sekali pakai tidak akan pernah terurai di lingkungan, dan akan terpecah jadi kecil sehing lebih cepat masuk ke dalam tubuh, hingga menganggu kesehatan.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, di tengah kesibukannya menjalani sekolah, Nina juga kerap memberikan edukasi melalui media sosial terkait bahaya plastik, mikroplastik, cara mengurangi plastik sekali pakai, hingga pengalaman Nina menerapkan gaya hidup zero waste.
"Nina juga memberikan edukasi ke teman-teman sekolah lewat poster yang saya tempel di mading, ngobrol langsung bersama teman-teman, bercerita tentang bahaya plastik, dan lainnya," tuturnya.
Selain itu, salah satu pameran utama Film Girls for Future ini, juga kerap menambah pengetahuannya dengan belajar mengenai lingkungan dan plastik lewat menonton film, mambaca buku dan artikel.
"Terkadang, Nina juga turun langsung ke lapangan mengambil sempel air sungai lalu diuji mikroplastiknya. Nina juga mengurangi plastik sekali pakai, kalau mau beli jajan bawa wadah dan botol sendiri, memilah sampah dan mengompos sampah, membuat konten di sosial media untuk mengedukasi anak muda," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Ke depan, Nina akan melakukan gerakan Letter for future. Yakni mengajak dan mengajarkan anak-anak muda cara menulis surat ke pemerintah terkait masalah lingkungan.
"Pesan saya, jika kita sayang anak kita, cucu kita, jika kita ingin mereka tinggal di lingkungan yang layak, maka mari kita selamatkan lingkungan ini bersama-sama. Kita tinggal di bumi yang sama yang akan dihuni dan dipimpin anak cucu kita nanti. Mari bersama sama kita cegah terbentuknya plastik sekali pakai, untuk itu kurangi penggunaan plastik sekali pakai," pungkasnya.
...
Kamu juga bisa berpartisipasi dalam Program Satu Indonesia Award 2022 dengan mendaftar melalui link berikut.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten