Aeshnina, Remaja 14 Tahun Ini Jadi Pembicara di Plastic Health Summit, Amsterdam

Konten Media Partner
24 November 2021 11:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aeshnina Azzahra Aqilani ketika berkunjung ke Plastic Recycling Center di Amsterdam.
zoom-in-whitePerbesar
Aeshnina Azzahra Aqilani ketika berkunjung ke Plastic Recycling Center di Amsterdam.
ADVERTISEMENT
Aeshnina Azzahra Aqilani baru kembali ke Indonesia usai menghadiri undangan dari Plastic Soup Foundation di Amsterdam.
ADVERTISEMENT
Remaja yang akrab disapa Nina ini berangkat bersama kedua orang tuanya yakni Prigi Arisandi dan Daru Setyo Rini, untuk mengikuti Plastic Health Summit sebagai pembicara dari Indonesia.
Kepada Basra, Nina bercerita, saat mengikuti acara tersebut ia membahas mengenai waste trade. Di mana negara maju menyelundupkan sampahnya dan mengirimnya secara ilegal ke Indonesia.
Hal tersebut dapat mencemari lingkungan Indonesia. "Ternyaya banyak audince yang baru tahu, kalau sampahnya ternyata dibuang ke negara maju, bahkan ada yang sampai nangis ketika mendengarkan fakta tersebut, " ungkap Nina pada Basra, Rabu (24/11).
Selain menjadi pembicara, remaja 14 tahun ini diberi kesempatan untuk melihat pabrik daur ulang plastik (Plastic Recycling Center) satu-satunya di Amsterdam.
Nina mengungkapkan, dari semua sampah yang dikumpulkan di sana (Plastic Recycling Center), hanya 60 persen sampah plastiknya. Untuk sampah lain seperti keleng, aluminium, kertas, tekstil dikirim ke insenerator atau di bakar.
ADVERTISEMENT
"Di sini mereka hanya mampu mengolah 80 persen sampah. Dan untuk mencuci sampah plastiknya harus pakai air. Waktu saya tanya airnya dibuang kemana, katanya mereka punya pengolahan air juga tapi sama saja limbah dari daur ulang itu luar biasa banyak. Untuk membuat produk yang baru harus pakai 50 persen biji plastik baru dengan mesin canggih," jelas Nina.
Tak hanya itu, selama tiga minggu di Amsterdam, Nina juga berkunjung ke Groningen, Leiden, hingga menyusuri kanal Amsterdam.
Bahkan ia mengaku, jika warga belanda sangat berusaha untuk memanfaatkan sumber listrik terbaharukan seperti kincir angin dan panel surya.
"Tiga minggu di Amsterdam dan 1 minggu di UK tentu banyak pengalaman dan ilmu baru. Apalagi saya bertemu peneliti yang meneliti mikroplastik di plasenta, di darah, di buah, dan dampak mirkoplastik pada manusia. Saya juga mengajak warga Belanda untuk mengurangi plastik sekali pakai," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Tak lupa, Nina juga berpesan kepada anak di seluruh Indonesia agar harus berani bersuara atas hak yang dimiliki.
"Dan generasi sekarang tidak boleh merampas hak kita sebagai anak muda. bantu kami semua untuk hidup di masa depan yang lebih cerah! Ayo kurangi plastik sekali pakai," pungkasnya.