Belajar Vegan dari Warga Jerman

Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra

Selain dikenal sebagai negara yang mempunyai hidangan daging terlezat, ternyata Jerman juga dijuluki sebagai negara pemimpin revolusi vegan.

Hal itu terbukti dari sebagian besar penduduknya yang menerapkan gaya hidup vegan. Berbeda dengan vegetarian, pola makan vegan artinya menghindari segala bentuk produk hewan, termasuk mengonsumsi daging hewan dan produk olahannya.

Gaya hidup vegan ini ternyata bukan sekadar untuk meningkatkan kesehatan. Tetapi juga untuk membantu melindungi lingkungan dan menyelamatkan banyak hewan.

Di Indonesia sendiri, baru sebagian kecil masyarakat yang menerapkan gaya hidup tersebut. Untuk itu, Wisma Jerman Surabaya mengadakan kegiatan Hallo, Halle! bertema "Vegan Revolution".

Rebeca Dwi Palupi selaku Program Assistant Wisma Jerman Surabaya mengatakan, jika pihaknya ingin mengajak masyarakat Surabaya agar lebih peduli dengan keadaan lingkungan.

"Kami ingin mengajak masyarakat agar lebih bijak memilih makanan. Karena kalau kita makan banyak daging itu ada efeknya ke lingkungan. Misalnya di peternakan hewan-hewan ini menghasilkan kotoran yang bisa menyebabkan efek rumah kaca," ucap Rebeca ketika ditemui Basra, Sabtu (8/2).

Dalam kegiatan ini, pihaknya mengajak puluhan peserta yang hadir untuk membuat makanan berbahan dasar sayur dan buah yang telah dicuci bersih.

"Seperti kita tahu, masyarakat Indonesia ini kan suka sekali makanan yang mengandung MSG. Dalam kegiatan ini, mereka jadi tahu kalau sayuran sama buah-buahan yang telah dicuci bersih bisa jadi makanan sehat dan juga enak," jelasnya.

Dengan adanya kegiatan ini, Rebeca berharap masyarakat bisa saling bertukar pikiran terkait hal-hal apa saja yang bisa didiskusikan agar masyarakat lebih baik.

Diketahui, pola hidup vegan ini mempunyai banyak manfaat bagi tubuh. Diantaranya membuat kulit lebih sehat, menyehatkan pikiran, mencegah kanker, berat badan terjaga, hingga melancarkan pencernaan.