Berasal dari Eropa, Ini Awal Mula Mawar Dipakai Sebagai Bunga Tabur Makam

Konten Media Partner
31 Maret 2022 15:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bunga mawar, salah satu dari rangkaian kembang setaman, yang banyak dipakai sebagai bunga tabur makam. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Bunga mawar, salah satu dari rangkaian kembang setaman, yang banyak dipakai sebagai bunga tabur makam. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Jelang datangnya bulan suci Ramadhan, di beberapa wilayah biasanya diikuti dengan tradisi nyekar atau berziarah ke makam anggota keluarga yang telah meninggal dunia. Tak lupa para peziarah ini membawa bunga untuk taburan makam. Bunga yang dipilih juga tak sembarangan, melainkan bunga tujuh rupa atau yang lebih dikenal dengan nama kembang setaman.
ADVERTISEMENT
Kembang setaman ini biasanya terdiri dari bunga melati, bunga mawar merah, bunga mawar putih, bunga cempaka putih (kantil), bunga sedap malam, bunga kenanga, dan bunga melati gambir.
Riyadi, dosen pendidikan sejarah Universitas Negeri Surabaya (Unesa), mengungkapkan secara historis tidak semua kembang berasal dari Indonesia.
"Yang datang pertama kali ke Nusantara itu kan orang-orang Eropa. Abad ke 11 mereka datang ke Nusantara dengan berbagai tujuan, salah satunya adalah eksplorasi yang di dalamnya ada ahli botani. Mereka inilah yang menyebarkan komoditas agraris termasuk bunga. Itu kenapa kembang setaman itu berasal dari Indonesia," jelas Riyadi, kepada Basra, Kamis (31/3).
Lebih lanjut Riyadi menuturkan, saat pertama kali masuk ke Nusantara jumlah kembang setaman tidaklah banyak. Sehingga tergolong unik dan bernilai mahal.
ADVERTISEMENT
"Karena unik dan bernilai mahal itulah maka kembang setaman digunakan sebagai simbol penghormatan kepada seseorang," imbuhnya.
Dikatakan Riyadi, setiap bunga memiliki pesan yang disampaikan. Bunga Kanthil misalnya penguatan jiwa spiritual. Sedangkan bunga melati bermakna ketulusan, adapun kenanga bermakna kesaktian.
"Untuk bunga mawar merah bermakna penghormatan yang tinggi kepada seseorang. Sedangkan mawar putih lebih berkaitan dengan roh," paparnya.
Kembang setaman sendiri, lanjut Riyadi, dipakai sebagai bunga tabur makam di Indonesia sejak Islam pertama kali masuk ke Nusantara.
"Sejak Islam datang ini sebenarnya sudah ada tradisi yang dibawa para penyebar agama Islam, yakni memberikan penghormatan kepada orang yang dianggap dihormati dengan memberikan bunga tabur di makamnya," paparnya lagi.
Diungkapkan Riyadi jika para penyebar agama Islam di Nusantara telah lebih dulu mengenal rangkaian bunga dalam kembang setaman. Pasalnya, sebelum bunga-bunga dari Eropa tersebut masuk ke Indonesia lebih dulu singgah di Timur Tengah yang menjadi wilayah asal para penyebar Islam di Nusantara.
ADVERTISEMENT
"Baru saat masuk ke tanah Jawa, bunga-bunga itu dimitoskan. Jadi yang awalnya bunga-bunga ini bernilai ekonomi tinggi, ketika masuk ke tanah Jawa justru menjadi bernilai religi. Bunga-bunga ini kan awal masuk ke Nusantara bernilai ekonomi tinggi, karena nilai ekonominya yang tinggi itulah maka dipilih sebagai bunga tabur makam. Ibaratnya, bunga mahal sangat cocok dijadikan sebagai simbol penghormatan kepada mereka yang sudah meninggal," tandasnya.
Seiring berjalannya waktu kembang setaman tak lagi memiliki nilai ekonomis tinggi.
"Karena yang melekat akhirnya bukan lagi nilai ekonominya sebagai bunga mahal, tapi lebih kepada aspek religi. Sebagai persembahan dalam sebuah tradisi ziarah," jelasnya.
Kembang setaman, kata Riyadi, kini juga tak lagi lengkap dipakai sebagai bunga tabur makam. Artinya hanya bunga tertentu saja yang paling banyak dipakai, misalnya mawar merah.
ADVERTISEMENT
"Ya karena para penjual bunga juga banyak yang tidak mengetahui makna dari setiap kembang setaman. Makanya hanya bunga-bunga tertentu saja yang dijual," tandasnya.
Penamaan kembang setaman itu sendiri sebagai simbol melengkapi antar satu elemen dengan elemen lainnya.
"Setaman itu kan artinya satu taman ya yang artinya saling melengkapi setiap elemennya. Elemen tentang kebatinan, elemen kesaktian, elemen tentang keluhuran, dan elemen lainnya. Jadi sudah terwakili bunga tujuh rupa itu," pungkasnya.