Budidaya Lobster dengan Mudah Lewat Inovasi Berbasis IoT

Konten Media Partner
29 Juli 2022 15:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Budidaya Lobster dengan Mudah Lewat Inovasi Berbasis IoT
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sektor perikanan merupakan sektor penting dan strategis sebagai penyedia bahan pangan, menyerap tenaga kerja serta menekan angka kemiskinan yang harus dimanfaatkan dengan baik.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Indonesia memiliki volume tinggi dalam ekspor komoditas marikultur, salah satunya yakni lobster air tawar dengan tujuan pasar Australia, Jepang, Malaysia, Amerika dan Singapura.
Di Surabaya salah satu UMKM yang bergerak dalam budidaya lobster adalah FulLobster Farm yang telah berdiri sejak 2018 di daerah Kenjeran, Surabaya.
Tingginya permintaan lobster untuk memenuhi pasar dalam negeri khususnya restauran dan mitra rekanan membuat hal tersebut menjadi kendala yang dihadapi FulLobster Farm.
Untuk itu, tim pengabdian masyarakat ITTelkom Surabaya mencetuskan inovasi sistem pengawa kualitas air tambak dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT).
Mochamad Nizar Palefi, ketua pelaksana kegiatan pengmas ITTelkom Surabaya mengatakan, beberapa poin kendala yang dihadapi para budidaya lobster tersebut adalah pengontrolan kualitas air, sistem pengurasan tambak yang menggunakan metode perkiraan serta minimnya penggunaan teknologi.
ADVERTISEMENT
“Kami melihat adanya permasalah di sini, permintaan yang tinggi tidak sesuai dengan angka produksi. Angka produksi sendiri terkendala dari sulitnya pengawasan terhadap kualitas air yang dipengaruhi kandungan feses lobster, sisa pakan yang berlebihan, kedalaman air yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, sanitasi cahaya yang kurang atau berlebihan (tambak indoor atau outdoor), hingga kurangnya kadar oksigen di dalam air," kata Nizar, Jumat (29/7).
Menurutnya, hal itu berimbas pada pengurasan kolam yang terlalu cepat, sehingga mengakibatkan lobster menjadi ‘stress’ dan tidak mau makan. Sedangkan kolam yang sedikit terlambat dikuras mengakibatkan kualitas air menjadi menurun.
“Pengerjaan inovasi ini memakan waktu 8 bulan. Dimulai dari proses survey hingga pembuatan alat monitoring menggunakan ESP32 yang dilengkapi layar display, 3 output sebagai pengukur kadar suhu, pH (keasaman air) dan DO (oksigen terlarut) dalam air. Alat monitoring juga membutuhkan koneksi internet atau wifi sebagai penghubung alat dengan website monitoring sehingga data yang berada di kolam akan otomatis terupdate di website," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Terkait website, ia menuturkan jika ada dua bagian. Pertama website monitoring yang berguna untuk memonitoring kondisi air kolam secara real time melalui alat monitoring.
"Kemudian alat tersebut mengirimkan data ke website monitoring yang memungkinkan para peternak lobster dapat memantau kadar air yang ada di kolam lobster tersebut cukup melalui HP," tuturnya.
Kedua website klasifikasi kualitas air yang berguna untuk menyeleksi kadar air tersebut apakah termasuk kategori optimal, layak atau tidak layak pada air kolam lobster tersebut.
"Mekanisme kerja pada website ini yaitu peternak harus menginput data yang dihasilkan oleh website monitoring, kemudian jika hasil dari input hijau maka artinya air tambak optimal kemudian artinya ialah layak dan merah berarti tidak layak," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Saifulloh selaku pemilik FulLobster Farm mengungkapkan sukacitanya terhadap kemudahan yang diberikan dari inovasi ini.
“Alat ini sangat bermanfaat sekali. Dengan mudah sekarang kami dapat menentukan parameter air budidaya lobster air tawar mulai dari suhu, PH dan lainnya. Alat ini kami rasa juga bisa membantu para pembudidaya hewan air lainnya seperti gurami, udang dan sebagainya. Ini akan sangat bermanfaat sekali," pungkasnya.