Caleg Pakai Jasa Konsultan untuk Branding Diri Demi Dulang Suara Pemilu

Konten Media Partner
9 Desember 2023 13:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pakar branding Andre Julius Halim (kiri) dan Steven Wuisan. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Pakar branding Andre Julius Halim (kiri) dan Steven Wuisan. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Citra merupakan hal yang penting bagi branding seseorang, tidak heran jika saat ini banyak ditemukan tokoh atau influencer yang memiliki personal branding yang baik. Termasuk untuk menjadi wakil rakyat atau calon legislatif (caleg), memiliki personal branding menjadi faktor penting agar mendapatkan kepercayaan dari publik yang akan memilihnya nanti.
ADVERTISEMENT
Dalam era modern yang dipenuhi dengan informasi dan komunikasi digital, penting bagi para caleg untuk memanfaatkan personal branding sebagai alat strategis untuk mencapai tujuan politik mereka. Personal branding adalah proses membangun citra diri yang konsisten dan menggambarkan nilai-nilai, visi, dan misi politik calon dengan jelas dan meyakinkan. Di sinilah peran penting dari jasa atau konsultan branding.
"Gimana supaya mereka (caleg) bisa delivery (menyampaikan) pesannya. Kadang-kadang kan mereka pengen apa tapi tidak bisa memvisualisasikan. Nah di sinilah peran penting dari konsultan branding," ujar pakar branding, Andre Julius Halim, saat ditemui Basra disela gelaran seminar 'Akselerasi UMKM: Branding & Strategic Marketing di Era Digital' yang digelar di Surabaya belum lama ini.
Ada pun Steven Wuisan mengungkapkan, poin utama yang dilakukan saat membranding caleg adalah memperkenalkan personal dari caleg tersebut kepada publik.
ADVERTISEMENT
"Memperkenalkan dia ke publik. Keunggulannya apa dibanding caleg lainnya, bagaimana mempresentasikan ide-ide mereka agar sampai ke masyarakat. Nah itu biasanya menggunakan semua media, mulai dari foto, video, desain, hingga copy writing yang bagus," jelas Direktur Utama Branding Support Asia ini, dalam kesempatan yang sama.
Steven menuturkan kendala saat membranding caleg adalah pemahaman yang bersangkutan terkait strategi branding yang dilakukan.
"Pemahaman dari mereka biasanya jadi kendala. Sebelum strategi dilakukan ada baiknya memang harus diskusi dulu supaya apa yang disampaikan itu bisa diterima publik. Misalnya melalui media sosial, kalau ada pertanyaan (dari publik) bagaimana responsnya. Atau kalau ada meet and great, seberapa banyak orang yang datang," terangnya.
Selain itu ada banyaknya kepentingan turut menjadi kendala saat membranding caleg. Hal ini berbeda ketika membranding seorang model.
ADVERTISEMENT
"Kalau politisi itu kan tidak satu person ya. Mereka juga punya kepentingan partai. Kalau dibandingkan model yang hanya bawa dirinya sendiri ya pasti challenge nya lebih besar (ketika membranding politisi," tutur Andre.
Steven menegaskan mendekati Pemilu seperti sekarang semakin banyak caleg yang memakai jasa konsultan branding. Ini tak terlepas dari kian meningkatnya kesadaran caleg untuk membangun citra yang lebih baik demi bisa meraih kepercayaan publik.
"Untuk bisa dikenal publik kan harus menunjukkan kelebihan dirinya seperti apa, apa yang bisa didapat masyarakat jika memilih mereka. Nah tugas dari konsultan branding yang mendelivery (menyampaikan) secara baik ke publik," tukas Steven.