Cara Siswa SMP di Surabaya Bikin Tas Kain dari Limbah Masker

Konten Media Partner
11 Oktober 2022 15:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siti Zuli Roissatun Mutoharo (kiri) bersama salah satu siswinya, Margaretha Elvira Frisnadine, yang membuat tas kain serbaguna berbahan limbah masker medis. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Siti Zuli Roissatun Mutoharo (kiri) bersama salah satu siswinya, Margaretha Elvira Frisnadine, yang membuat tas kain serbaguna berbahan limbah masker medis. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Di masa pandemi seperti sekarang ini tentunya seluruh masyarakat menggunakan masker, baik masker medis (sekali pakai), maupun masker kain. Hal ini ternyata menjadi ancaman bagi lingkungan karena menyebabkan menumpuknya limbah masker, khususnya masker medis. Masyarakat seringkali langsung membuang masker ke tempat sampah tambah mengolah maupun membuangnya dengan cara yang benar.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari fenomena tersebut, dua pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Surabaya mengolah limbah masker medis menjadi tas kain serbaguna. Mereka adalah Asrifa Ramadhania dan Margaretha Elvira Frisnadine. Keduanya merupakan siswi SMPN 21 Surabaya.
"Banyak limbah masker yang dibuang sembarangan, terus kita kepikiran untuk mengolahnya. Akhirnya kita bikin tas kain ini. Kita sampaikan ke guru tentang ide ini dan akhirnya dibantu merealisasikannya," ujar Margaretha kepada Basra, Selasa (11/10).
Asrifa Ramadhania (paling kanan).
Siswi kelas 8 ini lantas menjelaskan proses pembuatan tas kain berbahan limbah masker medis. Pertama, memilah limbah masker media yang akan digunakan. Selanjutnya limbah masker tersebut didisinfeksi. Langkah ini dilakukan dengan merendamnya selama 10 menit. Perendaman yang dilakukan dengan cairan pemutih ini untuk menghilangkan bakteri pada masker.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya masker yang telah didisinfeksi dijemur. Setelah kering masker dipotong sesuai bentuk yang diinginkan.
"Setelah itu masker dijahit, baru masker siap digunakan sebagai bahan pembuatan tas," imbuh Margaretha.
Selain sebagai bahan utama pembuatan tas, limbah masker tersebut juga dipakai sebagai hiasan untuk mempercantik tampilan tas. Di sini limbah masker bisa dibentuk pola menyerupai bunga atau hiasan lain sesuai selera.
Siti Zuli Roissatun Mutoharo sebagai guru pendamping keduanya mengungkapkan jika ide pembuatan tas kain dari limbah masker tersebut murni datang dari anak didiknya.
"Ini idenya anak-anak sendiri, kita sebagai pembina hanya mengarahkan saja," ujar perempuan yang kerap disapa Rois ini.
Dikatakan Rois, untuk jumlah masker medis yang digunakan tergantung dari ukuran tas yang dipakai.
ADVERTISEMENT
"Jadi tidak ada patokan berapa jumlah masker yang dipakai untuk membuat satu tas karena tergantung ukuran tas yang akan dibuat. Apalagi kan maskernya juga dipotong-potong dibentuk pola yang diinginkan sebagai aksesoris tas," jelasnya.
Ke depan pihaknya berharap tas kain yang pengerjaannya membutuhkan waktu sekitar 2 hari itu dapat diproduksi untuk masyarakat umum.
"Harapannya seperti itu, nantinya bisa diproduksi untuk masyarakat umum," tukasnya.