Cerita Davin Berhasil Olah 57 Liter Minyak Jelantah Jadi Sabun Ramah Lingkungan

Konten Media Partner
14 September 2020 16:01 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Davin Nayaka Manzila menunjukkan produk samijel buatannya. Foto-foto: Dok.pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Davin Nayaka Manzila menunjukkan produk samijel buatannya. Foto-foto: Dok.pribadi
ADVERTISEMENT
Selain memberikan dampak buruk bagi kesehatan, ternyata limbah minyak jelantah juga dapat merusak lingkungan.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, satu liter minyak jelantah dapat mencemari 100 juta liter air. Bahkan limbah minyak jelantah yang dibuang diperairan, juga dapat menyebabkan rusaknya ekosistem perairan karena meningkatnya kadar Chemical Oxygen Demind (COD) serta Biological Oxygen Demind (BOD) yang disebabkan tertutupnya permukaan air dengan lapisan minyak sehingga sinar matahari tidak dapat masuk ke perairan, dan dapat menganggu ekosistem perairan tersebut.
Merasa peduli akan keadaan lingkungan, Davin Nayaka Manzila berinovasi membuat sabun dari limbah minyak jelantah (Samijel). Bahkan saat ini, ia sudah mengolah 57 liter minyak jelantah menjadi 62 liter samijel cair, 55 buah samijel batang, dan 17 kilogram samijel colek.
Siswa yang akrab disapa Davin ini bercerita, limbah minyak jelantah banyak dihasilkan dari sampah rumah hingga pedagang dan sering dibuang begitu saja.
ADVERTISEMENT
"Kalau terus-terusan dibuang gitu kan, lama-lama akan mengendap atau menyumbat saluran air. Kalau minyak jelantah itu mengalir menuju sungai atau laut kan bisa merusak ekosistem air tersebut. Oleh sebab itu saya mengolahnya," ucap Davin pada Basra, Senin (14/9).
Terkait cara mengolahnya, remaja 14 tahun ini menjelaskan pertama ia harus mengeringkan ampas tebu yang akan ia gunakan untuk menyaring minyak jelantah agar lebih jernih.
"Caranya minyak jelantah direndam bersama ampas tebu yang kering selama 72 jam. Karena ampas tebu dapat mengurangi kadar asam lemak bebas secara signifikan dari 0,30% menjadi 0,15%," jelasnya.
Setelah limbah minyak jernih, proses selanjutnya minyak jelantah dilarutkan dengan NaOH (Natrium Hidroksida) dan air di tempat terbuka. Selanjutnya, minyak jelantah ditambahkan dengan pewarna dan perasa makanan.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, minyak jelantah dapat dicetak dan dianginkan selama satu bulan agar terjadi saponivikasi. Yaitu proses memuainya zat NaOH yang digunakan pada proses produksi.
"Karena kalau menggunakan bahan kimia itu ketika dihirup baunya mengganggu. Kalau pakai pewarna makanan kan aman ketika digunakan untuk mencuci kain juga tidak lengket," tambah siswa SMP Negeri 2 Surabaya ini.
Olahan sabun minyak jelantah produksi Davin ini mempunyai beberapa macam aroma seperti anggur, melon, lemon, pandan, mawar, sereh, strawberry, dan kopi.
Berkat inovasi tersebut, Davin berhasil menjadi Runner Up III pada pemilihan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2020 untuk tingkat SMP yang diadakan oleh Tunas Hijau dan Pemkot Surabaya.
"Ke depannya saya akan meneruskan proyek saya dan juga mengembangkannya. Saya juga akan membuat lampu dari minyak jelantah dengan memanfaatkan botol bekas. Dan semoga berkat inovasi saya, banyak membuat orang sadar jika minyak jelantah berdampak buruk bagi alam dan tubuh kita. Karena bukan alam yang butuh kita tapi kita yang butuh alam," pungkasnya.
ADVERTISEMENT