Cerita Mahasiswa Unair Lebaran di Thessaloniki Yunani yang Hanya Punya 1 Masjid

Konten Media Partner
12 April 2024 9:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prasherly Anura Dinda. Foto: Dok. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Prasherly Anura Dinda. Foto: Dok. pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ramadan dan Idul Fitri yang berbeda tahun ini dirasakan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (Unair) Prasherly Anura Dinda. Mahasiswa yang akrab disapa Sherly itu harus menjalani Ramadan dan Idul fitri di Kota Thessaloniki, Yunani. Pasalnya, ia tengah melakukan pertukaran mahasiswa di Aristotle University of Thessaloniki Yunani.
ADVERTISEMENT
Kota Thessaloniki identik dengan bangunan yang indah bekas peninggalan jajahan Turki. Kota banyak dikelilingi pegunungan tinggi dan terletak hampir dekat dengan Laut Mediterania. Serta suhu udara yang hanya berkisar 24 hingga 25 derajat.
“Thessaloniki merupakan kota tertua di Yunani. Banyak bekas peninggalan bersejarah seperti jajahan Turki. Banyak gedung tinggi, namun uniknya di daerah pegunungan, tinggi gedung tidak boleh lebih dari 3 lantai saja. Udaranya juga sejuk, meskipun anginnya juga cukup kencang,” terangnya.
Sherly mengakui, menjalani Ramadan di kota Thessaloniki sangat menyenangkan. Ia mengisi kegiatan sehari-harinya tidak hanya kuliah saja, namun mengikuti beberapa kegiatan volunteer untuk berbagi makanan di pusat kota.
Bukan hanya itu, Sherly juga mengisi kegiatan sehari-harinya dengan keliling kota karena memiliki hobi fotografi. Dengan berkeliling kota, ia juga ingin menilik sejarah dari kota indah Thessaloniki.
ADVERTISEMENT
“Bagi aku, puasa di sini juga tidak terlalu berat. kurang lebih sama seperti di Indonesia. Di sini aku bisa mulai untuk berpuasa dari jam 04.30 pagi dan waktu berbuka 16.30 sore,” ujarnya.
Sherly menambahkan, bahwa juga terjadi perubahan waktu puasa di sana akibat daylight saving time, yaitu perubahan waktu akibat pergantian musim. Selain itu, Sherly mengungkapkan rasa syukurnya karena kampus menyediakan makanan gratis 3 kali sehari. Ketika masuk waktu berbuka, ia langsung bergegas pergi ke kantin untuk berbuka.
Sherly mengatakan, bahwa di Thessaloniki, hanya ada satu masjid. Hal itu disebabkan mayoritas penduduknya menganut agama Ortodoks. Ia juga sempat mengungkapkan keresahannya karena di Thessaloniki tidak ada perkumpulan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI).
ADVERTISEMENT
Selama beribadah, Sherly mengaku memanfaatkan beberapa fasilitas kampusnya yang kosong seperti co working space. Karena, di kampusnya tidak disediakan tempat ibadah seperti masjid. Hal itu juga disambut baik oleh civitas akademika maupun petugas yang berjaga untuk melakukan ibadah.
“Karena mayoritas penduduknya Ortodoks, hanya ada 1 masjid di kota ini. Selain itu, di kampus juga nggak ada masjid. Jadi, aku manfaatin beberapa fasilitas kampus yang kosong. Alhamdulillah ketika aku izin untuk beribadah, petugasnya mengizinkan aku untuk pakai tempat itu,” ungkap Sherly.
Saat Hari Raya Idul Fitri, Sherly mengatakan bahwa dirinya merasa sedih karena tidak bisa berkumpul dengan keluarganya. Ia tidak bisa mudik untuk pergi keluar kota maupun berkumpul dengan teman-temannya.
“Sedih sebenernya tahun ini aku nggak bisa merayakan Idul Fitri bareng keluarga, yang biasanya mudik kali ini nggak bisa. Dan, biasanya Lebaran tiap tahun itu heboh, tapi kali ini harus sendiri. Awal mungkin homesick, tetapi mau bagaimanapun aku harus menyelesaikan tugasku di sini,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sherly juga menambahkan, Ramadan dan Lebaran tahun ini ia jalani dengan support penuh dari keluarga dan teman-temannya. Di mana, keluarga dan teman-temannya selalu membangunkan Sherly untuk sahur atau mengingatkan waktu berbuka.
“Lebaran tahun ini aku pergi ke masjid untuk salat Id dan berkumpul dengan umat muslim lainnya. Aku hanya video call dengan keluarga atau teman-teman. Terus biar kerasa vibes Lebarannya, aku bakal pake baju baru sih. Aku juga buat kue, karena hobi baking,” tukasnya.