Cerita Pemuda Asal Surabaya Mengajar Gratis Hingga Pelosok Nusantara

Konten Media Partner
26 April 2024 16:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Saat Science Fair di Ob Anggen School Papua. Foto: Dok.pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Saat Science Fair di Ob Anggen School Papua. Foto: Dok.pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Semangat yang terus menyala, tak padam dalam diri Pandu Wiguno Tresno memberinya kekuatan untuk berkarya sebagai guru. Cita-cita Pandu yang menempuh pendidikan di Elementary Teacher Education atau PGSD PCU (Petra Christian University) angkatan 2017 ini tumbuh sejak SMA.
ADVERTISEMENT
Melewati beragam rangkaian proses pembelajaran hingga kegiatan kemahasiswaan, ia ditempa. Perjalanan pemuda yang hobi memasak ini sangat seru selama kuliah. Salah satunya kala itu dengan menjadi relawan pada bencana gempa bumi yang berlangsung di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, tahun 2018, tepatnya di Dusun Lenek.
Kala itu, selama seminggu ia mengajar di kelas untuk anak-anak yang terdampak bencana. Dalam sehari, ia harus mengajar di empat desa yang berbeda mulai pagi hingga sore. Tak hanya itu, Pandu juga ikut andil dalam melakukan pemulihan mental dan trauma anak-anak yang terdampak bencana ini.
Di hari terakhir saat hendak meninggalkan desa tersebut, anak-anak yang menjadi muridnya melepas kepergian Pandu dengan penuh haru. Bahkan, mereka mengejar mobil yang ditumpanginya sambil melambaikan tangan sampai 500 meter jauhnya.
Kegiatan bimbel bahasa inggris gratis di SDTK Pelita Permainan di Surabaya Barat.
Tiga tahun kemudian, di bulan Januari 2021, Pandu menjajaki pengalaman barunya untuk melayani di Papua, Bumi Cendrawasih. OB Anggen School menjadi tempatnya berlabuh. Pemuda ini mengajar di empat cabang sekolah tersebut yang berada di Kabupaten Tolikara hingga Mamberamo Tengah. Di sana, Pandu mengajar sekitar 300 anak-anak, para calon penerus bangsa.
ADVERTISEMENT
“Bisa dibilang di sana hampir tak terjamah modernisasi. Tidak ada listrik dan tidak ada sinyal,” kenang Pandu, Jumat (26/4).
Tapi tekad Pandu untuk mencerdaskan anak-anak bangsa jauh lebih kuat. Dua tahun Pandu mengajar di Bumi Cendrawasih. Kini ia kembali ke Surabaya.
“Saya rindu untuk melayani anak-anak miskin di kota-kota besar, di mana mereka sering kali mendapatkan diskriminasi dari orang di sekitar mereka. Padahal anak-anak ini juga punya mimpi yang tak kalah tinggi. Saya rindu menjadi bagian dalam proses menggapai mimpi mereka,” ujar pemuda kelahiran tahun 1999 itu.
Sejak Juni 2023, ia mengajar di SDTK Pelita Permai di Surabaya Barat. Sekolah yang didirikan oleh Liana Christanti ini merupakan sekolah gratis bagi masyarakat pra sejahtera, khususnya di daerah Surabaya Barat.
ADVERTISEMENT
Pandu kini menjadi guru kelas 4 SD yang mengajar Tematik dan Matematika sekaligus menjadi wali kelas. Tak hanya itu, Pandu juga memberikan bimbingan belajar gratis untuk mata pelajaran Bahasa Inggris.
“Panggilan melayani anak-anak kurang mampu akan terus saya jalani. Bahkan saat ini, saya masih terus mencari lembaga-lembaga pelayanan anak-anak kurang mampu, supaya makin banyak anak-anak yang bisa saya jangkau,” tutup Pandu ketika ditanya mengenai rencananya ke depan.