Debat Perdana Pilwali Surabaya 2020, Pengamat: Kurang Nendang

Konten Media Partner
5 November 2020 6:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengamat Politik Unair Suko Widodo menyebut debat perdana Pilwali Surabaya 2020 terasa kurang nendang. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Pengamat Politik Unair Suko Widodo menyebut debat perdana Pilwali Surabaya 2020 terasa kurang nendang. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Debat perdana Pilwali Surabaya 2020 yang berlangsung Rabu (4/11) malam dinilai pengamat berjalan biasa-biasa saja. Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Suko Widodo menyebut debat perdana yang mempertemukan paslon no urut 1 Eri Cahyadi-Armudji dan paslon no urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno terasa kurang nendang.
ADVERTISEMENT
"Masih biasa-biasa saja, belum ada sesuatu yang nendang yang ditawarkan kedua paslon. Belum terlihat visi misi yang bisa menarik perhatian publik, apalagi untuk kota sekelas Surabaya," tegas Suko saat dihubungi Basra, Rabu (4/11) malam.
Lebih lanjut Suko mengungkapkan, jawaban dari masing-masing paslon juga belum menyentuh permasalahan. Ia lantas mencontohkan jawaban dari paslon Eri Cahyadi-Armudji terkait pencegahan masyarakat Surabaya agar tak berobat keluar negeri.
Paslon no urut 1 Eri Cahyadi-Armudji dalam debat perdana Pilwali Surabaya 2020, Rabu (4/11) malam.
"Jawabannya nggak fokus, malah dibahas tentang rumah sakit di Surabaya. Padahal yang ditanyakan langkah pencegahannya," tukasnya.
Terkait visi di bidang pendidikan, Suko memuji Machfud Arifin-Mujiman yang berencana akan membekali ratusan guru PTT dengan laptop.
"Saya rasa itu kebijakan yang bagus ya. Jadi siapapun nantinya yang akan jadi Wali Kota, kebijakan itu perlu direalisasikan. Surabaya sebagai kota besar, digitalisasi itu harus diterapkan salah satunya dengan membekali para guru dengan laptop," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Suko lantas mengkritik penggunaan kata-kata dari masing-masing paslon yang dinilai kurang efektif. Seperti pemakaian kata IPM dan rasio yang tidak semua masyarakat akan memahaminya.
"Saya rasa tim harus melatih para paslonnya untuk pemakaian kata-kata yang lebih efektif, yang lebih bisa dipahami masyarakat agar visi dan misi yang disampaikan lebih mengena ke masyarakat," jelasnya.
Dalam debat tersebut, Suko juga menilai jika kedua paslon terlihat grogi. Hanya Eri Cahyadi yang disebut Suko terlihat lebih tenang.
"Eri saya lihat yang lebih tenang, kalau yang lainnya terlihat grogi ya," ujarnya.
Bicara tentang keunggulan, Suko menuturkan kedua paslon masih berimbang dalam debat perdana tersebut.
Debat perdana Pilwali Surabaya 2020 yang digelar oleh KPU Surabaya ini bertema 'Permasalahan dan Tantangan Kota Surabaya di Era Pandemi COVID-19' dan
ADVERTISEMENT
berlangsung di Hotel Marriott Surabaya dan disiarkan secara langsung di stasiun tv lokal dan live streaming di channel YouTube KPU Surabaya.