Dukungan Terus Mengalir untuk Humaidi, Mahasiswa Unesa yang Tertahan di Wuhan

Konten Media Partner
25 Februari 2020 6:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Humaidi Zahid (belakang) mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang sedang melanjutkan studi S2 di Central China Normal University (CCNU), Wuhan, jurusan linguistik.
zoom-in-whitePerbesar
Humaidi Zahid (belakang) mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang sedang melanjutkan studi S2 di Central China Normal University (CCNU), Wuhan, jurusan linguistik.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Warga negara Indonesia yang berada di pusaran virus Corona masih ada puluhan jiwa. Sebanyak 74 orang berada di kapal Diamond Princess di Pelabuhan Yokohama, Jepang dan 3 orang berada di Wuhan, China.
ADVERTISEMENT
Salah satu dari tiga WNI yang berada di Wuhan adalah Humaidi Zahid, mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang sedang melanjutkan studi S2 di Central China Normal University (CCNU), Wuhan, jurusan linguistik.
Humed atau Omed, begitu dia disapa, memang sedang mengalami demam ringan saat hari penjemputan WNI dari Wuhan ke Natuna pada 2 Februari lalu. Untuk memastikan demam dan flu yang sedang dirasakan Humed bukan virus Corona, dengan berat hati Humed harus tetap berada di Wuhan.
Tepat hari ini, Selasa (25/2) sudah 23 hari Humed berada di Wuhan. Humed pun berbagi kisahnya pada Basra di Senin malam (24/2) melalui sambungan telepon.
Humaidi (bertopi) dan teman-teman kuliahnya.
"Saya benar-benar merasa anjlok mbak. Saya down, rasanya hancur, dan enggak kuat (berada di Wuhan). Saya bahkan enggak nafsu makan saat tahu saya enggak bisa pulang," kata Humed yang terdengar begitu emosional.
ADVERTISEMENT
Sejak tertahan di Wuhan sampai hari ini, Humed menghabiskan hari-harinya hanya di asrama. Humed dan warga lainnya tak boleh meninggalkan rumah, dan penjagaan di kota Wuhan semakin diperketat. Bahkan pintu masuk kampusnya juga digembok.
"Kegiatan saya kalau pagi ambil sarapan di lantai bawah. Saya dapat bakpau tiga dan telur rebus. Lalu saya di kamar terus. Biasanya saya nonton film dan menghubungi orang rumah," ucap mahasiswa semester dua ini.
Selain mengambil makanan, Humed akan dipantau suhu tubuhnya setiap hari. Humed juga rutin mengabarkan kondisinya pada keluarga. Ibu Humed bahkan sempat drop kesehatannya saat tahu Humed tak bisa pulang pada 2 Februari lalu.
"Saya sedih, tapi ada yang lebih sedih lagi karena ada satu WNI yang tak bisa pulang karena saat itu bus evakuasinya tidak bisa menjemput. Jadi dia kan malah lebih sedih dulu, apalagi dia juga sendiri. Jadi kami bertiga di bandara ya hanya bisa saling menguatkan satu sama lain," ungkap Humed.
ADVERTISEMENT
Berada di wilayah pusat persebaran virus Corona, tentu membuat Humed harus benar-benar menjaga kesehatan tubuhnya. Humed mengaku, jika stres malah jadi penyebab datangnya sumber penyakit.
"Jangan sampai stres, tertekan. Kalau kita semakin takut, kita akan semakin tertekan. Ya sudah ikhlas aja, legowo, dan jangan lupa buat selalu berdoa," tuturnya.
Dukungan dari pihak keluarga dan teman bukan hanya ditunjukkan melalui sambungan telepon. Tapi mereka juga membuat hashtag #omedjiayou you're never walk alone yang berarti 'Omed Semangat' untuk mendukung psikis Humed selama di Wuhan.
Setiap hari ada saja unggahan untuk menyemangati Humed atau Omed yang mereka sayangi.
Kawan dan keluarga Humed membuat #omedjiayou untuk menyemangati Humed dari jauh.
Soal ketersediaan makanan dan logistik lainnya, Humed mengatakan ada petugas yang akan berangkat untuk membeli kebutuhan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita tinggal pesan aja, ada semacam aplikasinya gitu. Nanti kalau barangnya tiba, bisa dibayarkan di lokasi sesuai dengan harga di nota. Kalau untuk makanan sih dibantu sama pihak kampus," kata Humed.
Saat ini suhu tubuh Humed berada di kisaran 36,6 derajat celsius. Humed juga dinyatakan negatif virus corona. Humed begitu ingin kembali ke Indonesia, pihak kampus Unesa pun bersedia membelikan tiket pesawat untuk Humed. Hanya saja, bandara di Wuhan belum dibuka hingga hari ini.
"Saat ini saya enggak mau terlalu berharap sama manusia, karena manusia juga hanya perantara Tuhan. Saya mencoba ikhlas di sini, saya mencoba menerima meski saya juga ingin ada di tengah keluarga. Saya harap semua segera berlalu dan keadaan ini bisa pulih seperti sedia kala," tutup Humed.
ADVERTISEMENT