Epidemiolog: PPKM Jawa Bali Tidak akan Efektif Tekan Kasus COVID-19

Konten Media Partner
11 Januari 2021 6:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa Bali mulai dilaksanakan hari ini Senin (11/1).
zoom-in-whitePerbesar
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa Bali mulai dilaksanakan hari ini Senin (11/1).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai dilaksanakan hari ini Senin (11/1). Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Dr. Windhu Purnomo, dr., MS memprediksi jika hasil penerapan PPKM ini tidak efektif.
ADVERTISEMENT
"PPKM Jawa-Bali ini saya perkirakan hasilnya tidak efektif (tekan kasus COVID-19)," ujarnya saat dihubungi Basra, Minggu (10/1) malam.
Lebih lanjut Windhu menjelaskan, PPKM tidak akan efektif karena dilaksanakan secara parsial. Artinya hanya kabupaten/kota tertentu saja.
Menurutnya Jawa-Madura-Bali adalah satu kesatuan wilayah epidemiologis yang mempunyai infrastruktur jalan yang baik dan moda transportasi yang beragam sehingga memudahkan mobilitas warga antar kabupaten/kota. Sehingga seharusnya PPKM dilakukan secara total di semua kabupaten/kota di Jawa-Madura-Bali.
Isi dari PPKM, kata Windhu, juga tidak sungguh-sungguh serius memutus rantai penularan COVID-19, karena masih banyak aktivitas dan pergerakan non esensial yang diperbolehkan.
"Masih boleh ke tempat perbelanjaan asal tutupnya dibatasi, ke kafe juga boleh, ya kan tetap ada interaksi, terus bagaimana efektifitasnya, apalagi tidak total. Kalau setengah-setengah ya percuma," jelasnya lagi.
ADVERTISEMENT
Windhu melihat yang utama penekanan bukan pada PPKM tapi lebih pada mengedepankan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Serta 3T, yang mencakup testing (pemeriksaan), tracing (penelusuran kontak), dan treatment (perawatan/isolasi).
Windhu menyebut penerapan 3T dan 3M saat ini masih ala kadarnya, bahkan tidak dijalankan secara maksimal. Padahal hal tersebut dinilai perlu untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Di Jawa Timur PPKM dilaksanakan di 11 kabupaten/kota. Di antaranya Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Blitar.