Game Augmented Reality Bisa Bantu Pasien Pasca-Stroke

Konten Media Partner
10 Maret 2022 13:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Inovasi Tim Reagtifity dari ITS, Reagtife, alat bantu rehabilitasi pasien pascastroke dengan sistem permainan augmented reality.
zoom-in-whitePerbesar
Inovasi Tim Reagtifity dari ITS, Reagtife, alat bantu rehabilitasi pasien pascastroke dengan sistem permainan augmented reality.
ADVERTISEMENT
Tiga mahasiwa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berinovasi membuat alat bantu rehabilitasi berupa permainan berbasis augmented reality bagi pasien pascastroke.
ADVERTISEMENT
Inovasi bernama Reagtife ini merupakan karya Khusnul Khotimah, Dhiny Hari Utama, dan Naufal Jody Manra yang merupakan mahasiswa Departemen Teknik Biomedik ITS.
Khusnul Khotimah, ketua tim mengatakan, penyakit stroke menyebabkan penderitanya mengalami penurunan fungsi motoric, sehingga diperlukan rehabilitasi yang intensitasnya terkontrol. Namun saat ini, alat bantu rehabilitasi yang beredar cenderung membebani dari segi ekonomi dan psikologis penderita stroke.
Terobosan baru ini dapat membantu rehabilitasi pasien pascastroke, dengan memadukan sistem Functional Electrical Stimulation (FES) dan permainan augmented reality sederhana.
“Permainan augmented reality dalam terobosan kami ini diharapkan dapat mempermudah rehabilitasi pasien,” ucapnya, Kamis (10/3).
Khusnul menjelaskan, sistem yang terdapat pada Reagtife didesain khusus bagi pasien pascastroke hemiplegia atau yang mengalami lumpuh pada salah satu sisi tubuh.
Sederhananya, kedua tangan akan diberikan stimulus listrik, kemudian sisi tangan yang normal akan memindahkan objek permainan yang telah disediakan. “Pergerakan tangan normal akan merangsang tangan yang terkena stroke untuk mereplikasi gerakannya,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam proses pemindahan objek tersebut akan terbaca dalam permainan augmented reality yang ada di layar alat rehabilitasi. Waktu yang dibutuhkan pasien untuk menyelesaikan permainan dan progres pergerakan tangan lumpuh akan menentukan evaluasi performa pasien selama proses rehabilitasi.
Dengan Reagtife, pasien pascastroke dapat memiliki pengalaman baru dalam proses rehabilitasi. "Terlebih lagi, alat bantu rehabilitasi ini dapat menjaga level motivasi pasien dan juga relatif lebih murah dibandingkan alat-alat sejenis di pasaran. Selain itu Reagtife dapat digunakan secara fleksibel, tidak harus pergi ke terapis,” paparnya.
Berkat inovasi tersebut, Khusnul dan tim berhasil meraih juara Harapan Divisi Piranti Cerdas, Sistem Benam, dan IoT pada ajang Gemastik XIV 2021 lalu.
"Ke depan, kamu akan pengembangan Reagtife dengan meningkatkan kualitas permainannya, penanda deteksinya, serta kualitas stimulusnya. Semoga karya-karya yang dikembangkan (mahasiswa ITS) dapat lebih baik lagi dan bisa berinovasi menggunakan IoT (Internet of Things),” pungkasnya.
ADVERTISEMENT