Generasi Z Selalu Cemas dengan Penampilan

Konten Media Partner
14 Februari 2020 14:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto : Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hampir setengah dari generasi Z yang berusia antara 13–23 tahun, mengaku lebih cemas terhadap penampilan mereka. Kekhawatiran tentang penampilan ini ternyata lebih mendominasi ketimbang isu tentang karir, uang, prestasi, dan terorisme.
ADVERTISEMENT
Hasil studi tersebut pernah diungkapkan oleh Kaspersky Lab belum lama ini. Kaspersky menyebut, perasaan cemas itu bisa mempengaruhi perilaku mereka, termasuk bagaimana cara mereka menggunakan media sosial.
Senada dengan studi tersebut, dr. Lanny Juniarti, Dipl. AAAM, Founder dan President Director Miracle Aesthetic Clinic Group, mengungkapkan di kalangan anak muda, media sosial menjadi salah satu wadah untuk menunjukkan penampilan terbaik.
"Memang tidak bisa dipungkiri di zaman internet seperti sekarang ini sosial media memiliki peran yang sangat masif bagi anak-anak muda. Mereka selalu update penampilan lewat media sosial," ujarnya kepada Basra, Jumat (14/2).
Sebagian besar dari mereka, kata dr. Lanny, memiliki usaha untuk membangun persepsi yang sempurna tentang penampilannya. Kebanyakan anak muda juga menghabiskan banyak waktu untuk mengedit gambar atau video mereka sebelum mengunggahnya di media sosial (medsos) demi menciptakan citra yang sempurna.
ADVERTISEMENT
Perilaku yang sering update penampilan di medsos diakui dr. Lanny rentan menimbulkan bully jika yang bersangkutan berpenampilan berlebihan.
"Risiko selalu update penampilan ya rentan akan adanya komentar negatif atau bullying kalau penampilannya terbilang berlebihan. Kalau tidak mau dibully ya tampilkan yang sesuai dengan karakter diri," jelasnya.
Menurut dr. Lanny, dalam hal perawatan penampilan wajah sekarang ini banyak terjadi fenomena yang disebut dengan 'overdone treatment'. Ini merupakan hasil perawatan kecantikan yang berlebihan sehingga tampilannya terlihat tidak natural.
"Banyak contoh dari hasil overdone treatment, misalnya bibir yang terlalu tebal, pipi yang tampak sangat tembam, atau alis yang terlalu tinggi hingga terkesan judes," imbuhnya.
Lalu ketika seseorang tersebut, lanjut dr. Lanny, membagikan foto maupun video dengan penampilan yang dirasa itu merupakan yang terbaik, bukannya apresiasi tetapi komentar pedas yang didapat.
ADVERTISEMENT
"Oleh sebab itu akan lebih baik jika menampilkan sesuai dengan karakter diri. Tampilan yang natural sesuai karakter diri jauh lebih baik dan aman untuk dibagi di media sosial," tukasnya.
dr. Lanny pun menyarankan bagi anak-anak muda yang gemar berbagi foto dan video penampilan mereka di medsos, agar mengunjungi dan berkonsultasi dengan ahlinya terlebih dahulu. Ini perlu dilakukan untuk menimalisir bullying.