Jeritan Hati Bang Jarwo, Perajin Tempe yang Kehilangan Pemasukan karena Corona

Konten Media Partner
9 Mei 2020 13:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jarwo Susanto harus kembali menawarkan tempenya dari rumah ke rumah.
zoom-in-whitePerbesar
Jarwo Susanto harus kembali menawarkan tempenya dari rumah ke rumah.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejak corona merebak, satu per satu usaha seolah mengalami mimpi paling buruk. Salah satu kisah pilu pedagang yang terkena imbas corona adalah Jarwo Susanto, perajin tempe di kawasan eks lokalisasi Dolly, Surabaya.
ADVERTISEMENT
Pandemi Corona (COVID-19) tak cuma menurunkan jumlah produksi tempe buatan Jarwo. Tapi juga membuatnya harus door-to-door untuk menjajakan tempe buatannya. Hal ini dikarenakan sejumlah pasar di Surabaya tutup karena ada pedagang yang tertular COVID-19.
"Sebelum Corona saya bisa bikin 25 kilogram, tapi sejak Corona produksi turun 30 persen," ujar Jarwo kepada Basra, Sabtu (9/5).
Tak hanya pasar yang ditutup, sejumlah kompleks perumahan juga ikut tutup selama pandemi terjadi. Jarwo harus rela kehilangan sejumlah pelanggannya.
Tempe Bang Jarwo yang jadi ikon baru kampung eks lokalisasi Dolly.
"Banyak jalan ditutup, harus cari jalan lain untuk mengirim tempe. Waktunya habis di jalan hanya untuk muter-muter nyari jalan alternatif," keluh Jarwo.
Untuk bisa bertahan di tengah pandemi Corona, sang kakak pun turun tangan, turut membantu Jarwo berjualan tempe. Bantuan sang kakak ini dirasa sangat berarti bagi Jarwo.
ADVERTISEMENT
"Kalau saya sendirian yang jualan mungkin produksi bisa turun 60 persen, tapi karena dibantu kakak jualan jadi hanya turun 30 persen saja," jelas Jarwo.
Sementara itu untuk produksi tempe, Jarwo dibantu istri dan 3 orang saudaranya. Saat ini Jarwo hanya memproduksi tempe original dengan harga Rp 1.000 per potong.
Usaha pembuatan tempe milik Jarwo ini bermula saat Wali Kota Surabaya menutup lokalisasi Dolly pada 2014 silam.
Jarwo mengatakan, awalnya tempe itu ia beri nama Tempe Dolly. Namun, saat berkeliling menjajakan tempe di kawasan Dolly menggunakan sepeda ontel, belum banyak warga yang membeli tempe Jarwo tersebut.
Selain pasar tradisional tutup, sejumlah kompleks perumahan juga tutup.
Hingga pada akhirnya, Jarwo melakukan rebranding produk dengan nama Tempe Bang Jarwo. Alasannya, karena saat itu sinema kartun Adit Sopo Jarwo di layar televisi banyak ditonton warga.
ADVERTISEMENT
"Ini juga saran dari keluarga agar produk tempe saya ini mudah diingat. Dan ternyata benar, tempe saya mulai laris," ujarnya.
Jarwo berharap pandemi Corona dapat segera berlalu agar usaha tempenya dapat berjalan seperti sedia kala. "Sama seperti harapan semua orang, semoga Corona segera berakhir. Kalau terus seperti ya kita susah," pungkasnya.
***
*kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!