Jumlah Petani Milenial di Jatim Terbanyak se Indonesia

Konten Media Partner
22 Desember 2023 17:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (tengah). Foto: Humas Pemprov Jatim
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (tengah). Foto: Humas Pemprov Jatim
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2023 BPS Pusat, petani milenial yakni berusia 19-39 tahun di Jatim menjadi yang terbanyak dan menduduki peringkat pertama nasional.
ADVERTISEMENT
Jumlahnya mencapai 971.102 orang, atau sebesar 15,71 persen dari total petani se-Indonesia sebanyak 6.183.009 orang.
Jumlah petani milenial di Jatim, mengungguli Provinsi Jawa Tengah sebanyak 625.807 petani, Jawa Barat 543.044 petani, Sumatera Utara 361.814 petani, Sumatera Selatan 340.436 petani, Lampung 337.487 petani, Sulawesi Selatan 272.817 petani, NTB 225.483 petani, NTT 225.185 petani dan Aceh 222.879 petani.​
Atas capaian ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan terima kasih atas semangat milenial Jatim untuk berkarya di sektor pertanian.
"Data petani milenial menjadi salah satu indikator tingkat regenerasi di sektor pertanian di Jatim," ujarnya, Jumat (22/12).
Sekaligus, menunjukkan pemanfaatan teknologi digital yang diharapkan dapat menciptakan pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan.
"Alhamdulillah petani milenial di Jatim mencapai 15,71 persen dari total Indonesia atau terdapat 971.102 orang. Dan ini merupakan tertinggi di Indonesia,” ungkap Khofifah.
ADVERTISEMENT
Menurut Khofifah, jumlah petani milenial yang terus merangkak naik selaras dengan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pedoman Gerakan Pembangunan Sumber Daya Manusia Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045.
Petani milenial merupakan petani berusia 19 tahun sampai 39 tahun, dan/atau petani yang adaptif terhadap teknologi digital.
"Selain berusia muda, petani milenial juga erat dikaitkan dengan pemanfaatan teknologi digital di sektor pertanian. Teknologi digital mencakup penggunaan alat dan mesin pertanian modern, penggunaan internet, penggunaan telepon pintar, penggunaan teknologi informasi, penggunaan drone, dan atau penggunaan kecerdasan buatan," jelasnya.
Ke depan, Khofifah berharap sinergi mulai dari hulu hingga hilir. Tidak hanya off farm, dari segi on farm juga harus ditingkatkan. Apalagi, kalau sudah ada data petani milenial, maka sinergi menjadi lebih terarah.
ADVERTISEMENT
"Siapa yang bergerak membantu melakukan pendampingan di sektor hulu dan siapa yang bergerak melakukan pendampingan di sektor hilir, sehingga bisa bergerak bersama membentuk ekosistem pertanian yang sehat dan terarah," tandasnya.