Jumlah Zat Besi yang Dibutuhkan Anak dan Pilihan Makanannya

Konten Media Partner
3 Oktober 2020 7:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay
ADVERTISEMENT
Hanya karena kekurangan zat besi, seorang anak perlu waktu lebih lama untuk berpikir dan bisa mengikuti arahan. Bahkan dalam jangka panjang, anak yang mengalami defisiensi zat besi cenderung mudah lelah, sulit mengendalikan diri, dan terkena anemia.
ADVERTISEMENT
Menurut catatan The United States Department of Agriculture (USDA) National Nutrient Database, zat besi didapat dari protein hewani dan sayuran hijau.
Contohnya, bila kita mengonsumsi seperempat kilogram daging sapi cincang sama artinya dengan mengonsumsi setengah potong sosis atau setengah potong daging asap. Kandungan zat besi di beberapa pilihan tersebut adalah 0,8 mg. Sedangkan mengonsumsi setengah potong hati ayam, bisa memperoleh 3,6 mg zat besi.
Bila ingin mendapat zat besi dari sayuran hijau, 3 ikat bayam atau setara 28 gram bisa menghasilkan 1 mg zat besi. Sedangkan 9 kuntum brokoli mengandung 0,2 mg zat besi.
Menurut Unjiati, Ketua Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI) provinsi Jawa Timur kepada Basra, konsumsi protein hewani juga bisa meningkatkan respon imun dalam melawan virus.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi dari Kementerian Kesehatan, anak usia 4-6 tahun membutuhkan 9 mg zat besi setiap hari. Sedangkan anak usia 7-9 tahun membutuhkan 10 mg zat besi setiap hari.
Sedangkan untuk remaja, kebutuhan zat besi ditentukan berdasarkan jenis kelamin anak. Anak laki-laki usia 10-12 tahun membutuhkan 13 mg zat besi setiap hari. Sedangkan anak laki-laki usia 13-15 tahun membutuhkan 19 mg zat besi setiap hari. Dan usia 16-18 tahun membutuhkan 15 mg zat besi setiap hari.
Untuk anak perempuan usia 10-12 tahun membutuhkan 20 mg zat besi setiap hari. Sedangkan anak perempuan usia 13-15 tahun membutuhkan 26 mg zat besi setiap hari. Dan anak perempuan usia 16-18 tahun membutuhkan 26 mg zat besi setiap hari.
ADVERTISEMENT
Agar zat besi dari protein hewani bisa terserap dengan baik, konsumsi vitamin C bisa meningkatkan penyerapan hingga 2 kali lipat. Menurut saran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penggunaan vitamin C ini bisa dilakukan saat memasak dengan menambahkan perasan jeruk, jeruk limau, strawberry, brokoli, atau paprika.
Tips lain adalah dengan menghindari konsumsi susu atau teh saat menikmati menu yang mengandung zat besi. Kandungan kalsium yang tinggi pada susu dapat menghambat penyerapan zat besi karena penyerapan kalsium berkompetisi dengan penyerapan zat besi.
Sementara itu, teh juga mengandung zat yang menghambat absorpsi zat besi. Sebaiknya susu diminum di luar waktu makan utama, demikian pula dengan teh.