Konferensi Anak ASEAN, Ajarkan Toleransi Antar Negara

Konten Media Partner
5 Februari 2020 15:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Di usianya yang masih belia, Affan Nabihan Farzan mempunyai kepedulian tinggi terhadap nasib negara lain. Hal itu bisa dilihat, ketika Nabihan memberikan pidato dalam kegiatan ASEAN Children Conference and Culture Exhibition 2020.
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya, Nabihan membahas terkait nasib masyarakat Rohingya yang diusir dari Myanmar. Untuk itu, bocah 13 tahun ini mengajak seluruh masyarakat dunia agar saling membantu dan peduli satu sama lain.
"Saya ingin mengajak seluruh masyarakat dunia untuk saling membantu. Terutama membantu masyarakat Rohingya yang kerap dipinggirkan. Meskipun kita dari negara, suku, dan agama yang berbeda, tapi ingatlah kita semua adalah saudara," ungkap Nabihan.
Kegiatan yang diikuti Nabihan bersama 90 siswa lainnya ini, merupakan puncak kegiatan kelas 6 SD Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) Surabaya.
Eko Yulianto selaku penanggung jawab kegiatan mengatakan, jika sebelumnya para siswa harus mempresentasikan negara-negara yang menjadi bagian dari ASEAN.
Mulai dari identitas negara, kondisi geografis, sejarah singkat, tokoh penting, budaya dan kesenian khas, makanan dan minuman khas, fakta unik, dan pidato kenegaraan.
ADVERTISEMENT
"Jadi acara ini merupakan implementasi belajar anak-anak setelah melakukan konferensi anak ASEAN beberapa waktu yang lalu di kelas," kata Eko ketika ditemui Basra pada Rabu (5/2).
Eko menambahkan, jika nodel pembelajaran ini sesuai dengan model pembelajaran 'Merdeka Belajar' yang digagas Menteri Pendidikan dengan melibatkan integrasi beberapa mata pelajaran yang dikemas dalam kegiatan tersebut.
Seperti seni budaya, pendidikan kewarganegaraan, ilmu sosial, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.
"Jadi kelima mata pelajaran tersebut ada dalam kegiatan ini. Misal dekorasinya implementasi dari pelajaran seni budaya. Untuk interaksinya didapat dari ilmu sosial," ungkapnya.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan bisa meningkatkan kesadaran para siswa sebagai generasi penerus yang harus lebih mampu menjadikan perbedaan sebagai sesuatu yang harus diterima sebagai sebuah keunikan dan menjadikannya sebagai alasan untuk saling menghormati, toleransi, dan tolong menolong.
ADVERTISEMENT
"Dan yang terpenting anak-anak bisa belajar dengan menyenangkan, terus mereka juga bisa mengenal negara tetangga," pungkasnya.
Dalam kegiatan ini juga terdapat pameran Budaya Negara-Negara ASEAN. Dimana para siswa mengenakan baju khas negara yang dipresentasikan, hingga menyuguhkan beragam hidangan khas dari asal negara tersebut.