Mahasiswa ITS Buat Sistem Pengolahan Limbah Cair Peternakan

Konten Media Partner
26 Mei 2022 13:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Skema inovasi pengolahan limbah cair dari peternakan sapi yang dirancang oleh tim mahasiswa ITS.
zoom-in-whitePerbesar
Skema inovasi pengolahan limbah cair dari peternakan sapi yang dirancang oleh tim mahasiswa ITS.
ADVERTISEMENT
Tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang sebuah sistem pengolahan limbah cair pada peternakan sapi perah agar tidak mencemari air di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Mereka adalah Nabiilah Aziizh Tjandra, Akbar Krisna Wandana dan Ahmad Prayoga yang merupakan mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi ITS.
Nabiilah Aziizh selaku Ketua tim mengungkapkan, bahwa masih ada sejumlah peternak sapi perah yang belum bisa mengelola limbah dengan baik.
Ia mencontohkan, di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali yang merupakan daerah dengan komoditas peternakan yang melimpah. Namun, sebanyak 56,67 persen peternak sapi perahnya masih membuang limbah ke badan sungai tanpa pengelolaan.
“Hal ini terjadi karena sebagian besar adalah peternakan konvensional, sehingga tidak mempunyai sistem pengelolaan limbah,” kata Nabiilah, Kamis (26/5).
Nabiilah menjelaskan, dari penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa kualitas air sungai memiliki angka melebihi ambang baku mutu air limbah yang diperbolehkan yaitu Chemical Oxygen Demand (COD) 20 – 80 miligram per liter dan Total Suspended Solid (TSS) yang mencapai 64 – 94 miligram per liter.
ADVERTISEMENT
“Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem pengolahan air limbah yang tepat, sehingga tidak mencemari lingkungan,” tuturnya.
Berlatar belakang hal itu, Nabiilah dan tim merancang instalasi pengolahan air limbah menggunakan membran bioreaktor yang diintegrasikan dengan Internet of Things (IoT) untuk memudahkan peternak.
“Membran bioreaktor dipilih karena telah terbukti efektif memperbaiki baku mutu luaran limbah olahanya,” jelasnya.
Pada sistem instalasi yang dirancang, Nabiilah menuturkan, air limbah dari hasil peternakan akan memasuki penampungan sebelum dilewatkan membran bioreaktor untuk difiltrasi.
"Sistem juga dilengkapi dengan sensor untuk memastikan kualitas luaran limbah sesuai dengan standar baku mutu, yaitu kurang dari 50 miligram per liter. Ketika kualitas belum terpenuhi, air limbah akan difiltrasi kembali memasuki membran bioreaktor,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sistem pengolahan air limbah yang dibuat ini juga dilengkapi dengan sensor yang akan mendeteksi adanya cake fouling akibat impurities yang terperangkap.
Cake fouling ini mengakibatkan proses filtrasi menjadi tidak efisien, sehingga membran harus dibersihkan dari cake tersebut. “Dengan adanya sensor ini, peternak akan mengetahui kapan membran harus dibersihkan,” tambahnya.
Dengan adanya sistem pengolahan limbah cair ini, Nabiilah mengaku jika mempunyai tingkat keefektifan sebesar 99.98 persen dalam memfiltrasi kandungan kimia berbahaya.
“Ke depan, harapannya, inovasi kami dapat segera terealisasi sehingga dapat memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat,” harapnya.
Berkat inovasi tersebut Nabilah dan tim berhasil meraih Juara 1 dalam ajang Pertamina Smart Innovation Boyolali 2022 yang diadakan oleh Pertamina Patra Niaga Boyolali.
ADVERTISEMENT