Mahasiswa Unair Ciptakan Aplikasi untuk Pasien Gagal Ginjal Kronis

Konten Media Partner
9 September 2019 13:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Inda Rian Patma Putri. Foto : Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Inda Rian Patma Putri. Foto : Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Hemodialisis (HD) atau cuci darah merupakan salah satu terapi bagi pasien penyakit ginjal kronis. Terapi ini dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal ketika ginjal sudah kehilangan sebagian besar fungsinya.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, banyak penderita HD terkadang tidak memperhatikan berapa banyak cairan yang masuk ke dalam tubuh, serta pola makan yang dapat membahayakan kesehatannya. Berangkat dari hal tersebut, mahasiswa Magister Keperawatan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Inda Rian Patma Putri, menciptakan sebuah aplikasi bernama ALISA (Automatic Alarm Fluid Control Hemodialysis).
"Kejadian kelebihan cairan pada pasien sering kali terjadi saat mereka berada di rumah, pada periode interdialitik. Nah, saat di rumah itu mereka butuh dorongan, motivasi untuk melakukan hidup sehat. Salah satunya lewat aplikasi ini yang memudahkan pasien untuk mengontrol asupan cairan yang masuk dan keluar di dalam tubuhnya," jelas perempuan yang akrab disapa Inda ini kepada Basra (9/9).
Inda bilang dalam aplikasinya ini terdapat beberapa poin, seperti pendidikan kesehatan, log control cairan (untuk mengetahui status cairan), polling intake (cairan yang masuk), polling output (cairan yang keluar), kontrol HD, dan pengaturan.
ADVERTISEMENT
"Untuk di poin pendidikan kesehatan, isinya itu tentang penyakit ginjal. Informasi mengenai pengelolaan cairan, komplikasi, dan risiko, nutrisi yang dibutuhkan pasien, hingga obat-obatan yang umum untuk diketahui pasien," tambahnya.
Inda juga bercerita dalam aplikasi tersebut terdapat kalimat motivasi untuk para pasien. Kalimat tersebut sudah tersistem dan akan tampil otomatis di handphone pasien, hal ini sebagai isyarat motivasi agar pasien peduli pada kesehatan.
"Jadi, misalnya pagi hari saat bangun tidur itu muncul alarm dengan kalimat motivasi untuk melakukan pengelolaan cairan dan berapa jumlah asupan cairan yang dianjurkan bagi pasien hemodialisis," tutur perempuan kelahiran Jombang ini.
Dalam pembuatan aplikasinya ini, Inda bilang, dirinya terlebih dahulu melakukan evaluasi kebutuhan/issue strategis terhadap 115 pasien hemodialisis dan dilanjutkan dengan uji coba pada 30 pasien yang menjalani HD di RSUD Sidoarjo.
ADVERTISEMENT
Adapun uji coba tersebut dilakukan selama satu bulan. Dari hasil uji coba, 100 persen menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap kepatuhan pembatasan cairan pada pasien. Ia juga mengklaim aplikasi ini memberi kemudahan bagi pasien.
"Meski begitu, ke depannya saya masih ingin mengembangkan aplikasi ini agar lebih bermanfaat lagi untuk banyak orang," tutup mahasiswa yang dinobatkan sebagai wisudawan terbaik dari Fakultas Keperawatan Unair ini. (Amanah Nur Asiah)