Mengenali Ciri-ciri Anak yang Jadi Korban Perundungan Online

Konten Media Partner
15 September 2020 14:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay
ADVERTISEMENT
Di masa pandemi, anak-anak banyak melakukan aktivitas secara online. Ini tentu saja mendorong mereka menggunakan sosial media secara aktif.
ADVERTISEMENT
Intensitas anak berselancar dalam dunia maya yang meningkat rentan menjadikan mereka sebagai korban cyber bullying atau perundungan online.
"Selama pandemi kasus perundungan melalui online meningkat. Hal ini terjadi karena anak stres dan bosan melakukan pembatasan sosial dan harus di rumah terus. Lalu kurang ada pengawasan orang tua terhadap aktivitas mengakses media sosial," jelas Ike Herdiana, Dosen Fakultas Psikologi Unair, kepada Basra, Selasa (15/9).
Perundungan online adalah penggunaan teknologi untuk mengejek, menghina, mempermalukan, dan mengancam seseorang.
Salah satu tanda anak menjadi korban perundungan online adalah bila anak mendapat komentar atau pesan teks yang berbau mengejek atau mengancam di halaman media sosialnya atau melalui pesan pribadi di akunnya.
"Nah, ciri-ciri anak yang menjadi korban perundungan, secara emosi jadi lebih mudah marah, menangis, dan sensitif.
ADVERTISEMENT
Takut bertemu orang kemudian dia sering mengurung diri di kamar. Biasanya dia sulit tidur karena selalu dilanda kecemasan," tukas Ike
Perundungan di media internet efeknya sama seperti perundungan secara langsung. Menurut Ike, efek perundungan pada anak dapat menimbulkan rasa takut atau cemas. Kemudian anak cenderung menjadi tertutup.
"Dampak lebih jauh bisa ekstrim, meski tidak semua mengalaminya, seperti depresi, keinginan bunuh diri atau menjadi pelaku perundungan di kemudian hari. Yang harus dicatat dampak perundungan ini bisa jangka panjang. Anak-anak yang menerima perundungan, dampak negatifnya masih bisa dirasakan juga saat remaja bahkan saat dia sudah dewasa," jelasnya.
Untuk menangani anak yang menjadi korban perundungan, lanjut Ike, orang tua harus selalu mendukung anak dan tidak melakukan tindak kekerasan terhadap mereka. Orang tua harus mempelihatkan perhatian dan kasih sayangnya, melihat anak sebagai sosok berharga dan positif.
ADVERTISEMENT
"Orang tua juga harus mendengarkan keluhan anak dan tidak menyalahkan mereka. Penting untuk membangun komunikasi terbuka dengan anak agar mau menceritakan pengalaman-pengalamannya meski tidak menyenangkan," tegasnya.
Sementara itu, untuk mencegah terjadinya perundungan online khususnya di medsos, dapat dilakukan dengan memanfaatkan fitur-fitur yang ada.
Saat ini sudah banyak medsos yang memiliki fitur untuk melindungi penggunanya dari perundungan. Misalnya, untuk fitur private atau pribadi sehingga teman-teman di medsos hanya yang dikenal. Selain itu, ada pula fitur untuk menyaring komentar negatif dengan memasukkan kata kunci tertentu.