Modal Tak Besar, Caleg Millenial Irit Belanja Baliho

Konten Media Partner
11 Maret 2019 11:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Muhammad Ilham Muqorrobin. Dok. Pribadi
Di era digital seperti sekarang ini, media sosial menjadi primadona bagi para kontestan pemilu untuk berkampanye. Namun bukan berarti media kampanye konvensional ditinggal begitu saja. Tak sedikit para calon legislatif (caleg,red) yang masih menggunakan media konvensional untuk kampanye, sebut saja spanduk dan baliho.
ADVERTISEMENT
Diantara para caleg yang masih menggunakan spanduk untuk kampanye ada nama Muhammad Ilham Muqorrobin. Pemuda berusia 21 tahun ini merupakan caleg Dapil 3 DPRD Kota Surabaya yang diusung Partai Bulan Bintang (PBB,red).
''Untuk kampanye saya kolaborasikan, istilahnya 'perang' di darat dan 'perang' di udara,'' ujar pemuda yang masih tercatat sebagai mahasiswa Universitas Brawijaya jurusan Agrobisnis Perikanan, kepada media ini, Sabtu (9/3).
Strategi 'perang' di darat yang ditempuh Ilham-demikian ia karib disapa- salah satunya dengan memasang spanduk kampanye. Adapun estimasi biaya yang harus dia keluarkan sekitar Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu per spanduk.
"Harga tersebut sudah termasuk bambunya untuk spanduk berukuran besar atau baliho. Sedangkan spanduk yang kecil-kecil di kisaran harga Rp10 ribu sampai Rp 15 ribu per spanduk," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Pemesanan spanduk tersebut, lanjut Ilham, dilakukan di Kota Surabaya. Sedangkan untuk desain dari spanduk, Ilham mengakui tak mendesainnya sendiri.
''Ada desainernya sendiri, tim relawan yang mendesainkan. Mereka sudah mengetahui apa yang saya mau,'' imbuhnya.
Sedangkan untuk pemasangan spanduk kampanye tersebut, Ilham tak memakai jasa profesional, namun dilakukan oleh tim relawan. Bahkan tak jarang Ilham juga turun langsung saat pemasangan spanduk-spanduk kampanye. Adapun titik-titik pemasangan, Ilham lebih memilih yang dekat dengan dapilnya yakni di kawasan Surabaya Timur.
''Kita lihat lokasi yang strategis dan merupakan target pemilih kita, karena modal saya hanyalah Bismillah tidak ada menggunakan modal besar untuk sebuah kampanye. Saya rasa harus benar-benar efektif dan efisien dalam segala hal penentuan salah satunya lokasi spanduk,'' papar pemuda kelahiran 28 Juli 1997 ini.
ADVERTISEMENT
Memasang spanduk kampanye di area publik beresiko untuk ditertibkan. Ini juga dialami spanduk kampanye Ilham. Tak cuma ditertibkan, spanduk kampanye Ilham juga tak luput dari pengrusakan.
"Ada spanduk yang rusak, bahkan hilang padahal lokasi dan cara pasangnya sudah tidak melanggar aturan atau ketentuan yang berlaku," tukas pemuda yang mengusung jargon T4T4P (Termudah, 4manah, Teruji, 4dil, dan Progresif) pada spanduk kampanyenya. (Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)