Pembelajaran Hybrid di Sekolah Cikal Makin Efisien, 2 Jam untuk 3 Pelajaran

Konten Media Partner
22 September 2021 12:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses pembelajaran hybrid secara terbatas di Sekolah Cikal Surabaya.  Foto-foto: Dok.pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Proses pembelajaran hybrid secara terbatas di Sekolah Cikal Surabaya. Foto-foto: Dok.pribadi
ADVERTISEMENT
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Surabaya telah memasuki tahap level 1. Di mana Pemerintah Kota Surabaya juga telah melakukan uji coba sekolah tatap muka untuk tingkat SD dan SMP.
ADVERTISEMENT
Bahkan beberapa sekolah juga telah melakukan proses pembelajaran hybrid (luring dan daring) secara terbatas. Salah satunya seperti dilakukan Sekolah Cikal Surabaya.
Anggiet Noviana Puteri selaku Vice Principal untuk Primary Level di Sekolah Cikal Surabaya mengatakan, jika pihaknya telah melakukan uji coba pembelajaran hybrid secara terbatas untuk siswa kelas 6 SD.
"Kita lakukan (pembelajaran hybrid) sesuai dengan instruksi Dispendik Surabaya. Satu kelas ada 5 anak yang datang ke sekolah. Sisanya, 15 anak itu lewat zoom atau belajar secara daring," kata Anggiet pada Basra, Rabu (22/9).
Anggiet menuturkan, agar dapat mengikuti pembelajaran tatap muka, para siswa harus mendapatkan izin dari orang tua. Selanjutnya, siswa yang datang ke sekolah harus dalam kondisi sehat.
ADVERTISEMENT
"Kalau sakit gak boleh datang. H-1 kita lakukan asesmen kesehatan kepada anak-anak. Wali kelas akan menghubungi orang tua si anak untuk memastikan kondisi anak dalam keadaan sehat," tuturnya.
Siswa menggunakan hand sanitizer sebelum memasuki ruang kelas.
Setelah itu, saat siswa datang ke sekolah, pihaknya akan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Seperti menentukan alur jalan siswa hingga masuk kelas, mewajibkan siswa mencuci tangan, dan mengecek suhu tubuh siswa saat di depan pagar.
"Ketika masuk kelas mereka cuci tangan lagi. Untuk tempat duduk juga sudah kami atur, kami berikan nama siswa di bangkunya jadi gak bisa pindah-pindah. Untuk jaraknya sudah kami atur 1,5 meter, dan wajib bermasker," jelasnya.
Bahkan, para siswa juga diwajibkan membawa learning kit secara pribadi. Seperti alat tulis, botol minum, tisu kering, tisu basah, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
"Untuk guru juga diwajibkan double masker dan menggunakan face shield . Mereka (guru) diwajibkan menjaga jarak dan menggunakan sarung tangan.
Bahkan, kami juga melakukan antigen dulu kepada guru-guru yang akan mengajar, dan kami juga melakukan sterilisasi ruangan secara berkala," tambahnya.
Kegiatan relaksasi saat pergantian jam pelajaran di Sekolah Cikal Surabaya.
Terkait durasi belajar untuk siswa di sekolah, Anggiet mengungkapkan jika proses belajar akan berlangsung selama 2 jam dengan 3 mata pelajaran. Untuk satu pelajaran berdurasi 40 menit.
"Durasi belajar 1 mata pelajaran 40 menit. Jadi baik di rumah dan sekolah belajar hybrid bareng-bareng. Gurunya juga ada dua, untuk mengajar di dalam kelas dan daring. Di dalam kelas kami menyediakan satu PC, lcd, proyektor. Jadi anak-anak yang di rumah masuk zoom dan bisa melihat teman-teman yang di sekolah. Untuk pergantian pelajaran juga akan ada relaksasi biar anak-anak gak bosan," ungkap Anggiet.
ADVERTISEMENT
Ke depan, pihaknya masih menunggu informasi lanjutan dari Dispendik Surabaya agar bisa membuka kelas untuk pembelajaran hybrid.
"Nanti kalau diperbolehkan untuk PTM kita akan tambah kelas. Yang datang adalah anak-anak yang diizinkan orang tuanya. Ada sekitar 13 anak yang sudah diizinkan. Nantinya satu kelas 5 anak. Jadi saat ini masih menunggu kabar dari dinas," pungkasnya.