Pengalaman Warga Dupak Magersari yang Tinggal Selangkah dari Jalur Kereta

Konten Media Partner
16 November 2020 16:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Kalau Anda tahu Maeklong Railway Market yang ada di Thailand, di Surabaya juga lho ada deretan rumah warga yang bersebelahan dengan rel kereta. Tepatnya di daerah Dupak Magersadi RW IX Surabaya.
ADVERTISEMENT
Abdul Halim bersama kelima temannya nampak begitu asik bermain layang-layang di tengah rel kereta yang berada di seberang rumahnya. Tanpa rasa takut dan khawatir, mereka begitu lepas menerbangkan layang-layangnya.
Ketika sirine kereta berbunyi, mereka pun nampak berlari menjauhi rel sembari saling mengingatkan satu sama lain jika kereta akan segera lewat.
"Minggir rek, sepure (kereta) lewat. Awas...awas...," seru bocah 14 tahun ini.
Setelah kereta lewat, Abdul dan teman-teman kembali bermain seperti biasa. Bocah-bocah ini merupakan warga di pemukiman Dupak Magersari RW IX Surabaya.
Dimana kawasan tersebut sering dilewati kerata api dari Stasiun Pasar Turi menuju Perak ataupun daerah Gubeng, serta Sidotopo. Hal ini dikarenakan, di daerah tersebut masih terdapat dua rel kereta api yang aktif.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada kereta lewat disini, kita sudah biasa mbak, nggak takut. Cuma kalau main di rel selalu diingetin orang tua untuk hati-hati kalau ada kereta," ucapnya.
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
Sementara itu, Keki Wahono Sukma salah seorang warga yang sudah sekitar 50 tahun tinggal dilokasi tersebut mengaku sudah terbiasa dengan suara kereta api yang melintas di depan rumahnya.
"Dari dulu suasananya ya seperti ini. Dengar suara kereta ya sudah biasa. Cuma kalau ada anak-anak yang main di rel gitu ya kita ingatkan. Kalau warga yang dewasa mereka sudah paham," ucap Keki pada Basra, Senin (16/11).
Ketika ditanya lebih lanjut apakah di lokasi tersebut penah ada warga yang tertabrak kereta saat melintas, pria 60 tahun ini menuturkan jika hal seperti itu tidak pernah terjadi.
ADVERTISEMENT
"Kalau rel kereta ambles pernah, kalau warga tertabrak kereta di sini nggak ada. Yang sering kejadian ya di rel yang dekat jalan raya situ," tuturnya.
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
Berbeda dengan Keki, Yudik warga sekitar ini mengaku kadang masih khawatir jika ada kereta api yang melintas.
"Khawatirnya itu kalau pas anak saya main sama teman-temannya di dekat rel. Kadang namanya anak-anak ini kan butuh ekstra pengertian gitu. Kadang mereka asik sendiri," kata bapak dua anak ini.
Untuk itu, setiap kali sang anak ijin bermain, Yudik tak lelah untuk mengimbau sang anak agar berhati-hati.
Meski harus selalu waspada dan was-was, Yudik menuturkan jika dirinya tidak ada rencana pindah rumah ke lokasi yang lebih aman.
ADVERTISEMENT
"Karena kalau disini kan nggak pakai surat ijo. Lebih enak aja nggak ribet. Saya sih berharap, ada pembatas antara kampung dan rel agar tidak terlalu berbahaya. Karena selama ini kan nggak pembatasnya," punkasnya.
Berdasarkan pemgamatan Basra, sejak siang sudah terdapat sekitar empat kereta api dengan gerbong kontainer melintas, serta dua kereta api tanpa gerbong (hanya kepala).