Pentingnya Pendampingan Psikologis pada Anak Korban Kekerasan

Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

Tidak dapat dipungkiri kasus pelecehan seksual terhadap anak dan remaja marak terjadi, tak terkecuali di Surabaya. Terbaru, seorang siswi kelas XII di salah satu Sekolah Menengah Kejuruhan (SMK) di kawasan Surabaya Timur menjadi korban pencabulan dari oknum guru yang mengajar.

Trauma yang dialami korban pelecehan seksual tidak akan hilang begitu saja ketika kasus itu selesai di mata hukum.

Menurut Nurlita Endah Karunia, M.PSi, Psikolog, Dosen Psikologi Perkembangan Psikologi Universitas Surabaya, korban perlu mendapat pendampingan psikologis agar tidak mengalami trauma berkepanjangan.

"Pendampingan psikologis wajib dilakukan untuk menghilangkan efek traumatis pada korban, untuk memulihkan kembali kondisi mental korban," tegas Nurlita kepada Basra, Senin (8/4).

Yang pasti, kata Nurlita, dalam menghilangkan trauma dibutuhkan intervensi dari pendamping dan dukungan dari orang-orang terdekat dan lingkungannya.

“Jika ia mendapat dukungan penuh dari keluarga dan lingkungan sekitarnya, penyembuhan akan jauh lebih mudah," imbuhnya.

Dikatakan pula jika cara pendekatan untuk tiap korban berbeda. Saat pendampingan merupakan saat-saat paling krusial. Di sinilah anak akan didampingi secara penuh dan berusaha membuatnya bisa melupakan traumanya.

“Setelah itu, perlahan-lahan kita akan membahas kejadian itu bersama si anak. Berusaha mengidentifikasi apa yang telah terjadi dan seberapa parah dampaknya,” tukas Nurlita.

Tiap anak akan berbeda cara penanganannya. Ada yang bisa langsung diajak berbicara, ada juga yang bermain peran dengan boneka. Anak kecil tidak bisa bercerita secara detail. Makin kecil anak, pendamping harus makin kreatif. (Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)