Perkawinan Anak hingga Stunting Jadi PR Penting Wujudkan Ketahanan Keluarga

Konten Media Partner
27 Juni 2023 10:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur (Jatim) Adhy Karyono.
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur (Jatim) Adhy Karyono.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat ini masih ada tiga PR besar yang menjadi perhatian bersama. Pertama, percepatan penurunan perkawinan anak, perceraian dan ketiga penurunan prevalensi stunting di Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur (Jatim) Adhy Karyono saat membuka Kongres Perempuan dalam rangkaian Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30.
Dalam kesempatan itu, Adhy menyampaikan bahwa isu strategis yang mengemuka saat ini adalah bagaimana menurunkan angka perkawinan anak sesuai target tencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) yakni 8,74% pada tahun 2024.
Menurutnya, perkawinan anak merupakan hal yang melanggar hak anak dan akan menimbulkan persoalan-persoalan baru. Terlebih, perkawinan anak juga dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan keluarga.
“Karena jika mereka dalam keadaan yang belum cukup umur, belum cukup secara mental dan ekonominya ini akan berpengaruh pada kesejahteraan keluarga. Ini menjadi tugas kita bersama untuk percepatan penurunan angka perkawinan anak,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Adhy juga menyoroti target penurunan stunting tahun 2024 yang ditargetkan turun menjadi 14%. Untuk itu, ia mengajak seluruh pihak turut bersinergi dalam mengejar penurunan prevalensi stunting.
Di samping itu, ia juga mengatakan tren meningkatnya angka perceraian juga penting untuk dikaji bersama.
“Inilah pentingnya publikasi secara masif. Bahwa isu perkawinan anak, perceraian, stunting, kekerasan anak, human traficking telah ditekan oleh Pemprov Jatim bersama mitra strategis secara masif. Harapannya dengan pertemuan ini kita bersama-sama menemukan upaya-upaya untuk menangani persoalan-persoalan tersebut,” tukasnya.
Diketahui, kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas mitra dan organisasi masyarakat dalam rangka ketahanan dan kesejahteraan keluarga, serta menyatukan komitmen untuk mewujudkan ketahanan keluarga.