Prof Felycia, Orang Indonesia Pertama Peraih Distinguished Taiwan Alumni Award

Konten Media Partner
12 April 2021 7:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Prof. Felycia Edi Soetaredjo, ST., M.Phil., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., Wakil Dekan I Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (FT UKWMS)
zoom-in-whitePerbesar
Prof. Felycia Edi Soetaredjo, ST., M.Phil., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., Wakil Dekan I Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (FT UKWMS)
ADVERTISEMENT
Tidak pernah terbayangkan oleh Prof. Felycia Edi Soetaredjo, ST., M.Phil., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., Wakil Dekan I Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (FT UKWMS) kalau kepeduliannya di bidang pencemaran air telah mengantarkannya menerima penghargaan bergengsi dari Kementerian Pendidikan Taiwan.
ADVERTISEMENT
Penghargaan yang dimaksud adalah Distinguished Taiwan Alumni Award 2020. Penghargaan ini merupakan hasil keputusan dari Pemerintah Taiwan yang diseleksi secara ketat dengan melihat kontribusi, prestasi, dan karya. Felycia menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia yang pernah menerima penghargaan tersebut.
Sejak beberapa tahun lalu, Felycia meletakkan minat dan konsentrasinya untuk membuat inovasi menyelamatkan kualitas air sungai dari pencemaran. Bersama timnya, Felycia telah mengembangkan proses pengolahan polutan organik dan reaktif dalam air limbah yang memakan waktu relatif singkat.
Dalam inovasi tersebut, Felycia menggunakan reagen Fenton dan proses subkritis. Dan terbukti, metode tersebut berhasil mendegradasi 98 persen senyawa polutan. Felycia juga melakukan proses tambahan seperti netralisasi dan adsorpsi untuk mengatur pH dan menghilangkan jejak elemen limbah sebelum menggunakannya sebagai air sanitasi.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Felycia juga menggunakan bahan biomassa dan tanah liat untuk menghasilkan biosorben, adsorben dan komposit, yang efektif menghilangkan senyawa berbahaya seperti antibiotik, logam berat dan pewarna dari air limbah.
Felycia berharap, metode yang dibuatnya bisa dipakai oleh pabrik-pabrik penghasil limbah yang sering menghindari pengolahan air limbah untuk menekan biaya operasional. Dengan proses sederhana dan berbiaya rendah , Felycia berharap pabrik-pabrik tersebut bisa mengolah air limbah mereka dan meningkatkan kualitas air yang mereka keluarkan kembali ke lingkungan.
Penghargaan rencananya diterima langsung oleh Felycia di Taiwan, namun karena pandemi COVID-19 terpaksa berubah. Maka Kementerian Pendidikan Taiwan memutuskan untuk mengirimkan plakat penghargaan ke Taipei Economic and Trade Office (TETO) Surabaya. Siang itu, Director General TETO Surabaya Benson Lin hadir dan menyerahkan langsung kepada Felycia di Ruang Serbaguna UKWMS Kampus Pakuwon City, Jumat 9 April 2021.
“Saya merasa terhormat memberikan penghargaan ini kepada Prof Felycia. Penghargaan ini tidak hanya pencapaian pribadi, tetapi juga pencapaian untuk UKWMS. Semoga berikutnya kita dapat mendorong lebih banyak mahasiswa berprestasi untuk belajar ke Taiwan dan menjalin kerja sama lebih erat,” ungkap Benson dalam sambutannya.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan itu, Benson turut menyampaikan pesan dari Pemerintah Taiwan yang menyampaikan ucapan belasungkawa atas tragedi bom di Gereja di Makassar, Sulawesi Selatan, dan bencana alam longsor serta banjir yang terjadi di NTB dan NTT yang terjadi pada akhir pekan lalu.
Siang itu Felycia tidak mampu membendung rasa harunya usai menerima penghargaan. “Pencapaian ini tidak terduga dan saya sangat berterima kasih terutama kepada Prof. Yi-Hsu Ju walau tidak hadir disini, salah satu profesor di NTUST (National Taiwan University of Science and Technology) yang sudah saya anggap seperti ayah sendiri. Saya tidak akan menjadi seperti ini tanpa dukungannya. Dan juga kepada Prof. Suryadi, rekan kerja dan saudara yang selalu mendukung, untuk rekan-rekan di Fakultas Teknik, Pak Kuncoro yang terus mendukung karir saya selama ini,” ungkap Felycia dalam sambutannya.
ADVERTISEMENT
Menilik ke belakang tahun 2007, Felycia yang merupakan ibu dua orang anak ini tidak terpikir untuk melanjutkan studi lanjut, mengingat ia telah berkeluarga dan memiliki seorang putra yang masih sangat kecil. Felycia yang kala itu baru kembali ke Indonesia usai studi magister di Australia, bertemu dengan Prof. Yi-Hsu Ju dan mendapatkan tawaran untuk menempuh studi S3 di National Taiwan University of Science and Technology (NTUST). Ia pun melanjutkan studi di NTUST selama satu tahun dan melakukan penelitiannya di UKWMS.