Sempat Terpuruk Divonis 'Low Vision', Ayu Safira Jadi Juara Mendongeng

Konten Media Partner
11 Mei 2019 10:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ayu Safira. Foto : Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Ayu Safira. Foto : Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Tepat di usia 8 tahun Ayu Safira tiba-tiba merasakan ada yang berbeda dengan penglihatannya. Matanya yang sebelumnya cukup jelas melihat sesuatu menjadi samar-samar menangkap cahaya. Setelah diperiksakan, di usia yang sangat muda Fira harus tegar menerima vonis low vision untuk kedua matanya.
ADVERTISEMENT
Marah dan memilih menjauh dari pergaulan, inilah yang dilakukan Fira saat itu. Selama satu tahun Fira menolak bermain dengan teman-teman sebayanya dan memilih selalu di rumah. Bahkan sekolah Fira yang sebelumnya di sekolah negeri reguler terpaksa pindah karena gangguan penglihatan yang dia alami.
''Fira akhirnya sekolah di sini saat menginjak kelas tiga," kata Sutaryono, Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) A Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB), saat mendampingi Fira kepada Basra Rabu (8/5).
Kata Sutaryono, di awal masuk SLB A Fira memilih menjauhi teman-temannya dan cenderung pendiam. Ini terjadi hingga lebih dari satu tahun. Sutaryono dan guru-guru di SLB A pun tak pantang menyerah membangun interaksi dengan Fira.
"Sekarang Fira sudah merasa nyaman disini. Dia sudah bisa menerima kondisinya. Malah sekarang Fira dikenal guru-gurunya sebagai anak yang banyak omong," tukas Sutaryono.
ADVERTISEMENT
Prestasi gemilang pun mulai diraih putri dari pasangan Tatik Mufarihah dan Rasyid itu. Mulai dari lomba mendongeng hingga hafal surat-surat dalam kitab suci Al Qur'an.
Diakui Sutaryono, Fira tergolong siswa dengan daya ingat yang tajam. Ini juga yang menjadi alasan sekolah menunjuk Fira mengikuti lomba dongeng antar anak tuna netra tingkat kota di tahun 2018. Hasilnya, Fira mampu meraih juara pertama.
"Itu lomba yang pertama kali diikuti Fira sejak dia kehilangan penglihatan dan dia langsung meraih juara satu," ungkap Sutaryono.
Daya ingat yang kuat juga mendorong Fira hafal beberapa surat dalam kitab suci Al Qur'an diantaranya Al Waqiah dan Al Mulk. Belajar membaca Al Qur'an braile rutin dilakukan Fira usai pulang sekolah. Bahkan di bulan suci Ramadhan ini Fira berkeinginan untuk bisa khatam 30 juz membaca kitab suci Al Qur'an.
ADVERTISEMENT
Kehilangan penglihatan memang cukup 'memukul' Fira. Namun ada kelebihan yang dimiliki anak kedua dari tiga bersaudara ini yakni daya ingat yang kuat. Sutaryono menyakini jika potensi itu terasah dengan baik, maka prestasi membanggakan lainnya akan mampu diraih Fira.
"Fira ini tipikal anak yang harus selalu didukung penuh untuk bisa berprestasi karena dia kalau tidak didorong ya cenderung pendiam, tidak mau melakukan apa-apa," jelas Sutaryono. (Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)