Sering Jajan Jarang Olahraga, Millenial Berisiko Sindrom Metabolik

Konten Media Partner
16 Maret 2019 7:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar oleh Pexels dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh Pexels dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Pernah dengar istilah sindrom metabolik?
Sejak 10 tahun terakhir sindrom metabolik ternyata sering terjadi di kalangan millenial. Padahal sebelumnya sindrom metabolik ini hanya dijumpai pada mereka yang berusia diatas 40 tahun.
ADVERTISEMENT
Menurut dr. Luki Agustina Damayanti SpPD dari RS Siloam Surabaya, sindrom metabolik adalah kondisi tekanan darah meningkat, yang diikuti peningkatan gula darah dan kadar kolesterol serta munculnya kelebihan lemak di sekitar pinggang.
Kondisi itulah yang bisa memicu penyakit diabetes, asam urat, dan kolesterol.
Infografis : Basra
''Tidak hanya anak muda, diabetes sekarang sudah terjadi pada mereka yang masih anak-anak. Ini tentu sangat memprihatikan,'' tukas dokter pecinta batik ini.
Lebih lanjut dr. Luki mengungkapkan, faktor risiko terbesar yang menjadi penyebab sindrom metabolik adalah kurangnya aktivitas fisik (olahraga) serta resistensi insulin.
''Resistensi insulin merupakan suatu kondisi di mana hormon insulin tidak mampu mengolah glukosa (gula,red) dalam darah dengan baik, sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa. Kondisi ini dikenal dengan diabetes melitus,'' jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan diabetes melitus yang paling banyak dijumpai pada anak-anak yakni diabetes melitus tipe 1.
Gejala klinis diabetes melitus yang khas adalah anak cenderung banyak makan, sering buang air kecil, terkadang hingga mengompol disertai dengan penurunan berat badan yang drastis (bisa sampai 6 kg dalam 2 bulan). Gejala lainnya, seperti sering lapar, mudah lelah, infeksi jamur, luka yang sulit sembuh, penglihatan kabur, kulit yang sering terasa gatal-gatal dan kering, rasa kebal dan sering merasa kesemutan di kaki.
Dikatakan dr. Luki, konsultasi ke dokter harus segera dilakukan setelah mendapatkan hasil tes darah lengkap, merupakan langkah yang tepat untuk menangani sindrom metabolik.
''Selain itu, juga sangat disarankan untuk melakukan berbagai perubahan gaya hidup. Misalnya dengan menerapkan pola makan sehat dengan menambah asupan buah dan sayur, kurangi makanan cepat saji dan makanan kemasan. Serta meningkatkan aktivitas fisik dengan berolahraga rutin,'' pungkasnya. (Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)
ADVERTISEMENT