Simulasi Sekolah Tatap Muka Digelar, Tes Swab Siswa di Surabaya Masih Berlanjut

Konten Media Partner
8 Desember 2020 12:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses pembelajaran tatap muka di SMPN 1 Surabaya. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Proses pembelajaran tatap muka di SMPN 1 Surabaya. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Pekan lalu, sebanyak 36 siswa SMP di Surabaya dinyatakan positif COVID-19. Ke-36 siswa yang positif itu berasal dari ribuan siswa di 17 SMP yang telah melakukan tes swab dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pendidikan Surabaya, Supomo mengatakan hingga hari ini (8/12) belum ada tambahan siswa dari hasil swab-nya yang menyatakan positif COVID-19.
"Alhamdulillah, tidak bertambah sampai saat ini. Nanti kalau ada hasil swab yang keluar lagi akan kami infokan. Karena tes swab-nya masih berlangsung," kata Supomo ketika ditemui Basra, Selasa (8/12).
Supomo mengungkapkan, para siswa yang positif COVID-19 kini tengah menjalani isolasi mandiri maupun di tempat yang sudah disediakan Pemkot Surabaya.
"Daftar terakhir saya belum dapat info, mereka sudah kita bawa ke Rumah Sakit Haji untuk isolasi. Kalau ada yang positif kita lakukan hal yang sama seperti kepada warga lain yang positif," ucapnya.
Sementara itu, di hari kedua simulasi sekolah tatap muka untuk jenjang SMP, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan motivasi kepada seluruh siswa SMP di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Bertempat di SMP Negeri 1 Surabaya, Risma meminta para siswa untuk tetap semangat belajar di tengah pandemi COVID-19.
"Paling penting adalah membangkitkan semangat anak-anak karena sudah terlalu lama di rumah. Biasanya pagi ada yang masih tidur, sekarang mereka harus belajar," kata Risma.
Tak hanya itu, Risma juga meminta kepada para siswa untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan baik di rumah maupun di sekolah.
Bahkan, ia juga meminta pihak sekolah intuk tidak lengah dalam menerapkan protokol kesehatan. Hal itu penting dilakukan untuk mencegah adanya penyebaran COVID-19.
"Protokol sudah bagus sudah kita lakukan. Cuma kita nggak boleh lengah. Mereka juga harus diajarkan untuk displin (Prokes) agar tidak reborn. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Risma menuturkan, simulasi ini dilakukan agar nantinya ketika pemerintah sudah memberikan izin untuk sekolah tatap muka, pihaknya sudah siap.
"Sehingga kalau dari Januari pemerintah pusat boleh masuk, kita punya experience agar yang terjadi di sini sehingga tidak terjadi ditempat lain," ucap Risma.
Bahkan, ke depan pihaknya juga akan kembali melakukan evaluasi terkait hasil simulasi yang dijadwalkan berlangsung selama dua pekan ini.
"Karena mengontrol anak-anak kan nggak mudah, dengan pemmbelajaran ini nanti akan kita evaluasi. Untuk praktik, materinya juga sudah kami bicarakan," pungkasnya.
Diketahui, Sejak Senin (7/12), sudah ada 14 SMP negeri dan swasta di Surabaya yang tengah melakukan simulasi sekolah tatap muka.
Simulasi sekolah tatap muka yang diselenggarakan untuk jenjang SMP mengikuti prasyaratan yang dibuat oleh Kemendikbud RI.
ADVERTISEMENT