Siswa Belajar dari Ahlinya, Cikal Undang Pakar untuk Diskusi Sains atau Sejarah

Konten Media Partner
3 Desember 2021 6:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelas sejarah di Cikal untuk jenjang SMA.
zoom-in-whitePerbesar
Kelas sejarah di Cikal untuk jenjang SMA.
ADVERTISEMENT
Mengajar sejarah kepada siswa memiliki tantangan tersendiri. Pasalnya belajar materi ini cenderung mudah bosan. Sejarah merupakan pelajaran yang penting untuk terus dibagikan kepada siswa. Peran guru sebagai tenaga pendidik sangat penting untuk menjadi jembatan agar siswa memahami sejarah dengan baik.
ADVERTISEMENT
Menjadi hal yang menyenangkan ketika guru berhasil membuat siswa antusias akan materi yang diberikan. Hal ini yang diterapkan Rahadi Manumayangsa, Social Studies Program Leader Sekolah Cikal Surabaya untuk jenjang SMA.
"Selama ini pelajaran sejarah identik dengan materi hafalan dan ini yang justru membuat siswa mudah bosan. Padahal apabila siswa memahami dari sebuah peristiwa yang dipelajarinya, maka pelajaran sejarah akan jauh lebih menarik," jelas Rahadi kepada Basra, (2/12).
Mengajar program (mata pelajaran sejarah) di Cikal Surabaya untuk jenjang SMA, Rahadi mengaku punya trik tersendiri, yakni metode pembelajaran sejarah secara kontekstual.
"Cikal itu cukup dikenal dengan kontekstual learning nya, dan itu saya terapkan ketika memberikan materi sejarah kepada siswa," jelas Rahadi.
Rahadi lantas memberikan contoh tentang sejarah yang berkaitan dengan Hitler. Mengapa Hitler selama ini dikenal sebagai sosok yang sangat keras? Rahadi pun mengajak siswa untuk memahami faktor penyebab kerasnya Hitler.
ADVERTISEMENT
"Ternyata kerasnya Hitler tak terlepas dari latar belakang keluarganya yang memang keras," imbuhnya.
Dikatakan Rahadi, jika siswa lebih memahami lebih dalam terkait sejarah dari sebuah peristiwa maupun sejarah tentang seseorang, maka Rahadi menjamin siswa tidak akan bosan.
"Jadi yang dihafal siswa hanya tanggal dari peristiwa yang terjadi. Kalau yang dihafal banyak siswa bisa bosan, ujung-ujungnya malah jadi enggan saat ada pelajaran sejarah," jelasnya lagi.
Selain metode pembelajaran sejarah secara kontekstual, Sekolah Cikal Surabaya mendatangkan narasumber berkompeten di bidangnya.
"Jadi kami mengundang narasumber bisa praktisi ataupun pakar dari luar Sekolah Cikal," tukasnya.
Menurut Rahadi, belajar sejarah tak hanya lewat teks (buku), tetapi juga bisa langsung melalui pakarnya.
"Misalnya kami pernah mengundang praktisi sejarah dari Unair secara virtual. Jadi siswa bisa berguru langsung dari ahlinya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT