Siswa Homesantren Ajak Masyarakat Pijat ke Tunanetra di Masa Pandemi

Konten Media Partner
8 November 2020 14:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Dampak pandemi COVID-19 memang dirasakan oleh semua orang, banyak sebagian dari kita berputar otak untuk berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Tak terkecuali para tunanetra yang berprofesi sebagai tukang pijat. Demi kembali membangkitkan ekonomi para tunanetra yang sedang terpuruk, Yayasan Urunan Kebaikan Surabaya mengadakan kegiatan 'Ayo Pijat Ke Tunanetra' di Loop Station Surabaya, Minggu (8/11).
"Kegiatan ini untuk memfasilitasi tunanetra di masa pandemi. Karena mereka sangat susah mencari orang. Orang yang akan pijat takut, dan yang memijat juga takut," kata Taufik Ibad selaku ketua panitia kegiatan ketika ditemui Basra di lokasi, Minggu (8/11).
Dalam kegiatan tersebut, Ibad ingin mengajak masyarakat agar tak takut untuk pijat ke tunanetra di masa era new normal ini. Hal itu karena, para tunanetra telah dibekali dengan lisensi memijat dan menerapkan protokol kesehatan.
"Jadi para tunanetra ini waktu memijat nggak asal-asalan. Karena mereka sudah dibekali ilmu, mereka sekolah dulu. Mereka juga menerapkan protokol kesehatan. Jadi kalau ada orang yang ingin pijat ini aman, nggak perlu khawatir lagi," tuturnya.
Sementara itu, Wahju Setiawan salah satu tunanetra ini mengungkapkan, jika dirinya harus belajar memijat di Yayasan Bina Tuntas (Bakti Insan Tunanetra Surabaya) selama tiga tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
Ketika bersekolah, pria yang akrab disapa Wawan ini mempelejari tentang anatomi tubuh manusia. Diantaranya osteologi tentang tulang manusia, miologi tentang otot, neurosains tentang saraf, arthrologi tentang persendian, hingga mengenai kasus atau gejala.
"Jadu kita harus hafal anatomi dengan, sehingga kalau sudah paham dan tau keluhan pelanggan kan enak tinggal dipijat saja," jelas Wawan.
Bahkan selama pandemi ini, tak lupa Wawan memproteksi dirinya dengan protokol kesehatan sebelum memijat. Seperti menggunakan masker, face shield, hingga memastikan tangannya bersih dengan cuci tangan atau hand sanitizer.
"Saya juga tanyak kepada orang yang akan pijat, tanya mereka punya gejala demam dan flu nggak. Kalau ada dua gejala itu, saya nggak berani memijat," ucapnya.
Dengan adanya kegiatan ini, Wawan bersyukur karena mulai banyak masyarakat yang pijat ke tunanetra.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah, respon pengunjung juga baik. Jadi ini salah satu kegiatan yang bagus untuk mendongkrak pendapatan kami di masa pandemi ini," ucap pria 51 tahun ini.
Ditemui di kesempatan yang sama, Jack salah satu pengunjung mengaku baru pertama kalinya pijat ke tunanetra. Menurutnya pijat ke tunanetra lebih enak dari pada pijat di orang biasa.
"Baru pertama kali, mijatnya juga enak. Pas gitu di sendi-sendinya, nggak asal pijat. Kalau ada kesempatan saya akan pijat lagi," pungkasnya.