Siswa SD di Surabaya, Olah 450 kg Limbah Plastik jadi Ecobrik untuk Dinding

Konten Media Partner
13 April 2021 14:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arkaan ketika membuat ecobrik dari limbah plastik. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Arkaan ketika membuat ecobrik dari limbah plastik. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Ahmad Arkaan Taamir memang masih berusia 9 tahun. Meski begitu, kepedulian bocah yang akrab disapa Arkaan pada lingkungan ini memang layak diacungi jempol.
ADVERTISEMENT
Sejak Januari 2021, ia mulai aktif membuat ecobrik. Hal itu dilakukan untuk mengurangi limbah plastik yang dapat mencemari lingkungan.
"Karena banyak sampah plastik di sekitar rumah yang tidak dikelola dengan baik. Di mana jika dibiarkan terus menerus bisa membahayakan lingkungan, merusak pemandangan, hingga merusak ekosistem," kata Arkaan ketika ditemui Basra, Selasa (13/4).
Bahkan kini, ia telah berhasil mengolah sekitar 450 kilogram sampah plastik menjadi ecobrik. Rencananya ecobrik tersebut akan dimanfaatkan Arkaan untuk membuat dinding kamar di rumahnya.
"Target saya membuat sekitar 2000 botol ecobrik. Untuk saat ini sudah ada sekitar 731 botol yang sudah saya buat," ungkapnya.
Selain membuat dinding rumah dengan ecobrik, siswa yang duduk dibangku kelas 4 SDN Nginden Jangkungan 1 Surabaya ini juga membuat tempat sampah otomatis dengan ecobrik.
ADVERTISEMENT
Agar tempat sampah bisa dibuka tutup secara otomatis, Arkaan menggunakan motor servo ardiuno HC-SR-04 dan sensor ultrasonik HC-SR-04.
"Untuk membuat tempat sampah ini saya dibantu ayah. Kalau ingin membuang sampah tinggal menempelkan telapak tangan aja pada sensornya. Lalu tempat sampah akan terbuka secara otomatis," tuturnya.
Tempat sampah otomatis menggunakan sensor dari ecobrik buatan Arkaan. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
Terkait cara membuat ecobrik, Arkaan menjelaskan, pertama limbah sampah yang ia dapatkan dari warga sekitar dan warung adopsi di cuci terlebih dahulu lalu dikeringkan.
Selanjutnya plastik di potong menjadi bagian kecil dan tinggal dimasukkan ke dalam botol plastik berukuran 1.500 ml dan dipadatkan hingga penuh.
"Standart-nya untuk botol ukuran 1.500 ml itu 500 gram. Dalam sehari saya bisa bikin sekitar 7 botol," jelasnya.
Kini, Arkaan berhasil mengadopsi 47 warung kopi hingha tempat laundry di daerah sekitar Mginden hingga Medokan Semampir. "Setiap hari saya bisa mendapatkan sekitar 7 kg sampah plastik dari warung adopsi," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Berkat proyek Ecobrik Magic itu, Arkaan pun lolos dalam seleksi Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup tingkat SD 2021. "Semoga apa yang saya lakukan ini bisa membawa dampak bagi lingkungan dan membawa manfaat," pungkasnya.