STIE Perbanas Pecahkan Rekor 850 Film Pendek

Konten Media Partner
20 Juli 2019 16:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyerahan penghargaan dari Museum Rekor Inisiatif Hijau Indonesia pada STIE Perbanas Surabaya. Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Penyerahan penghargaan dari Museum Rekor Inisiatif Hijau Indonesia pada STIE Perbanas Surabaya. Foto-foto : Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas bukanlah sekolah sinematografi. Tapi baru-baru ini, sekolah yang berlokasi di Nginden Semolo itu baru memecahkan rekor pembuatan 850 film pendek bertema lingkungan. Bahkan, Murihindo atau Museum Rekor Inisiatif Hijau Indonesia, memberikan penghargaan untuk jumlah film pendek yang terbilang fantastis itu.
ADVERTISEMENT
"Ini belum ada sebelumnya, ini sejarah baru bagi perguruan tinggi di Indonesia. Karena menjadikan film sebagai media menjaga lingkungan," ungkap Latofi selaku ketua Murihindo.
Sebanyak 850 film pendek karya mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Surabaya ditampilkan dalam acara Super Softskills Mentoring (SSM) untuk mahasiswa baru.
Dalam kegiatan kali ini, setiap mahasiswa diminta untuk membuat film pendek terkait penyelamatan lingkungan. Seperti diketahui, saat ini Indonesia berada di posisi kedua setelah Tiongkok sebagai negara penghasil sampah plastik yang dibuang ke laut.
Ketua STIE Perbanas Surabaya, Dr. Yudi Sutarso mengatakan jika kegiatan ini untuk meningkatkan soft skill mahasiswa dan menumbuhkan sikap mencintai lingkungan.
"Bagaimana mahasiswa ini bisa menginspirasi masyarakat umum dengan cara menggabungkan konsentrasi mata kuliah dan cara untuk mencintai lingkungan melalui sebuah film pendek," kata Yudi pada Basra, Sabtu (20/7).
ADVERTISEMENT
Kata Yudi, pemilihan film pendek sebagai media penyelamatan lingkungan ini disesuaikan dengan keinginan masyarakat yang lebih tertarik untuk menonton sebuah film dari pada membaca tulisan.
"Jadi dengan adanya film-film ini masyarakat bisa mengambil pesan moral yang ditampilkan. Bahwa menjaga lingkungan itu dimulai dari diri kita sendiri," jelasnya.
Film-film yang ditampilkan para mahasiswa ini memiliki cerita yang beragam. Ada yang menceritakan tentang keindahan Surabaya, ada yang cerita tentang dampak membuang sampah sembarangan, hingga kisah yang mengangkat topik bahaya asap rokok.
Salah satu film yang ikut diputar berjudul Kelana Pagi karya Bayu Swastika. Bayu mengatakan, saat ini jumlah destinasi wisata di Surabaya semakin beragam.
"Dulu kan kalau di daerah Bulak Kenjeran itu tempatnya kotor nggak terawat. Sekarang semakin cantik semenjak ada taman dan patung Suroboyo yang ikonik," kata Bayu.
ADVERTISEMENT
"Nah dari situ, saya ingin mengangkat bahwa Surabaya ini bisa menjadi kota wisata yang bersih, hijau, dan ramah buat siapapun," tambahnya. (Reporter : Amanah Nur Asiah / Editor : Windy Goestiana)