Tak Cuma Soal Makan dan Minum, Konsep Halal di Luar Negeri Sudah Jadi Gaya Hidup

Konten Media Partner
31 Maret 2024 10:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dr Aria Wahyudi SE MM, konsultan bisnis halal. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Dr Aria Wahyudi SE MM, konsultan bisnis halal. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Halal sudah menjadi gaya hidup di beberapa negara. Ini dibuktikan dengan adanya kegiatan Halal Expo di Jepang dan Korea. Dr Aria Wahyudi SE MM, konsultan bisnis halal, mengungkapkan hal ini tak lain karena halal tidak selalu merepresentasi tentang agama.
ADVERTISEMENT
"Di luar negeri halal justru identik dengan pola hidup, terutama yang menyangkut kesehatan. Karena itu mereka yang mencari makanan yang pasti sehat adalah yang halal," ujarnya dalam seminar bertajuk 'Di-Halal-in, Mau?', (30/3).
Aria menuturkan bahwa produk halal tak hanya berkaitan dengan makanan. Tetapi juga produk fashion, kosmetik, serta logistik dan transportasi.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia tercatat sebagai negara pengonsumsi produk halal terbesar. Sayangnya, Indonesia justru berada di nomor empat untuk kategori penghasil produk halal. Hal ini tak terlepas masih minimnya awareness para pelaku usaha akan pentingnya sertifikasi halal.
Oleh karena itu, sebagai langkah mendukung percepatan sertifikasi halal di Indonesia, Founder Kibar Experience and Engagement.
Dalam seminar ini Aria memaparkan proses kurasi, sertifikasi hingga tahap-tahap apa saja yang harus pelaku usaha dilakukan untuk mencapai produk halal.
ADVERTISEMENT
Aria lantas mencontohkan, bagi pelaku UMKM yang akan membuat sertifikasi halal yang harus diperhatikan adalah proses halal dari hulu ke hilir.
"Misalnya usaha jual beli daging ayam, pastikan mulai proses penyembelihannya, pemotongan dan pengemasan dilakukan secara halal. Jika itu sudah terpenuhi tinggal proses dokumentasi. Biasanya kegagalan sertifikasi halal terletak pada prosesnya yang kurang memperhatikan aspek kehalalannya," terangnya.