Tim Mobil Hemat Energi Mahasiswa ITS Siap Berkompetisi di Inggris

Konten Media Partner
9 Mei 2019 9:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Antasena berhak mewakili Indonesia dan Asia di kejuaraan Driver's World Championship (DWC) Grand Final di London Inggris 1 Juli 2019. Dok. ITS
zoom-in-whitePerbesar
Tim Antasena berhak mewakili Indonesia dan Asia di kejuaraan Driver's World Championship (DWC) Grand Final di London Inggris 1 Juli 2019. Dok. ITS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masa depan mobil hemat energi ada di depan mata. Tim Antasena dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) asal Surabaya berhasil membuktikan mobil hemat energi karya anak negeri pantas bersaing di level internasional.
ADVERTISEMENT
Tim Antasena sukses finis di posisi kedua dalam ajang lomba Driver's World Championship (DWC) Asia 2019. Artinya, secara otomatis, mereka berhak mewakili Indonesia di ajang DWC Grand Final 2019 di London, Inggris, pada 1 Juli mendatang.
Tak hanya itu, Tim Antasena juga berhasil membawa pulang penghargaan Most Innovative Hydrogen Fuel Cell Newcomer.
Selain Tim Antasena dari ITS, Asia juga akan diwakili oleh peraih finis pertama ajang DWC Asia 2019, yakni Nanyang E Drive dari Nanyang Technological University (NTU), Singapura; dan juga LH-EST dari Lac Hong University, Vietnam, yang finis di posisi ketiga.
Tim Antasena juga berhasil meraih penghargaan Most Innovative Hydrogen Fuel Cell Newcomer. Foto : Dok. ITS
General Manager (GM) Tim Antasena ITS, Ghalib Abyan, mengaku tidak menyangka bisa menjadi perwakilan Indonesia di ajang DWC tingkat dunia ini. Menurutnya, banyak sekali tantangan yang harus dihadapi timnya kala berlomba di ajang DWC Asia 2019 pada 2 Mei lalu.
ADVERTISEMENT
Salah satu di antaranya, suhu lintasan Sirkuit Internasional Sepang yang mencapai 35 derajat celsius, yang berpotensi dapat mengganggu performa mobil Antasena.
''Selain itu, jalurnya banyak sekali tanjakan yang cukup tinggi dan panjang sangat membahayakan, sehingga hal itu merugikan bagi mobil hemat energi,'' ungkap Ghalib seperti dikutip dari rilis tertulis.
Ghalib mengaku bahwa timnya sempat pesimis untuk bisa menang ketika melihat kondisi jalur yang seperti itu.
''Namun, berkat kerja sama, persiapan, dan semangat dari Tim Antasena, alhamdulillah dapat mencapai target setinggi ini (juara 2 DWC Asia 2019--red),” ujar Ghalib penuh syukur.
Kreasi mobil hemat energi Tim Antasena yang akan dilombakan di London, Inggris, 1 Juli 2019. Foto : Dok.ITS
Kini, Ghalib dan Tim Antasena sedang mempersiapkan segala keperluan untuk pertarungan di DWC Grand Final yang akan berlangsung di London nanti. Ghalib optimis mobil hidrogen kreasi Tim Antasena bisa tampil baik, mengingat kondisi temperatur di London yang relatif lebih dingin, serta track yang tentunya lebih bersahabat.
ADVERTISEMENT
''Dengan kondisi tersebut, kami yakin akan mendapatkan hasil yang lebih baik,'' tandas Ghalib optimis.
Tahun lalu, Tim Sapuangin berhasil membawa ITS lolos ke ajang yang sama di London dan meraih juara dunia. Ia mengharapkan, tahun ini, Tim Antasena mampu mengikuti jejak kesuksesan tersebut.
Mobil hemat energi Tim Antasena ITS dikemudikan oleh Yoga Mugiyo Pratama, seorang mahasiswa Departemen Teknik Material. Tim Antasena sendiri menjadi tim satu-satunya wakil Indonesia di ajang DWC Grand Final 2019. (Windy Goestiana)