Tingkatkan Minat Baca, Pemprov Jatim Bagikan 30 Ribu Buku Bergambar

Konten Media Partner
28 September 2019 7:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar oleh Виктория Бородинова dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh Виктория Бородинова dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Minat baca masyarakat Jawa Timur ternyata lebih tinggi dibanding minat baca masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Menurut hasil survei Perpustakaan Nasional (Perpusnas) di tahun 2018, minat baca di Indonesia baru sebesar 58,2 persen dari jumlah penduduk di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Dibanding nasional, minat baca di Jawa Timur berada di angka 74 persen. Ini mendekati angka yang telah ditetapkan UNESCO bahwa minat baca yang ideal di setiap negara berada di angka 75,1 persen," ungkap Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Abdul Hamid, kepada Basra (26/9).
Hamid mengatakan, Pemprov Jatim terus meningkatkan minat baca masyarakat dengan melakukan berbagai terobosan. Diantaranya pada tahun ini Pemprov Jatim membagikan 30 ribu buku melalui PKK. Penyebaran buku ini menyasar kalangan ibu-ibu muda dengan harapan dapat menukarkan virus membaca kepada buah hatinya.
Uniknya, buku-buku yang dibagikan tersebut memiliki komposisi 40 persen berupa tulisan (artikel) dan 60 persennya merupakan gambar. Ini agar tak membuat jenuh bagi yang membacanya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kata Hamid, Pemprov Jatim juga melakukan perbaikan sarana perpustakaan untuk menunjang kegiatan membaca.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Abdul Hamid. Foto : Masruroh/Basra
"Kita kalau mendatangi suatu kafe misalnya, kemudian tempatnya nyaman, pasti betah disana berlama-lama. Nah, ini yang ingin kita terapkan pada perpustakaan. Kalau tempatnya nyaman pasti betah berjam-jam baca bukunya," jelasnya.
Di Jawa Timur saat ini terdapat 27.688 unit perpustakaan yang terdiri dari 3.600 perpustakaan pedesaan, 1.114 perpustakaan pondok pesantren, dan perpustakaan di sekolah maupun perguruan tinggi, serta instansi pemerintahan.
Di era digital seperti sekarang ini Pemprov Jatim juga getol menggelorakan literasi berbasis enterpreneur. Salah satunya dilakukan dengan menyuplai buku-buku entrepreneur yang menyasar perpustakaan desa
"Kita survei dulu buku-buku seperti apa yang menjadi kebutuhan mereka, baru kita suplai bukunya. Agar mereka juga tertarik membacanya, jangan buku yang kita suplai malah tidak disentuh sama sekali," tukasnya.
Gambar oleh 2081671 dari Pixabay
Menggiatkan literasi di era digital, kata Hamid, bukan perkara mudah. Mudahnya akses terhadap ilmu pengetahuan melalui digital menjadi tantangan tersendiri.
ADVERTISEMENT
"Ini juga kenapa ibu gubernur sangat gencar dengan gerakan membaca buku itu wajib. Jadi kita jangan sampai terbuai dengan digitalisasi. Membaca buku itu ada kesenangan tersendiri, yang tidak kita dapatkan dari gawai," simpulnya. (Reporter : Masruroh / Editor : Windy Goestiana)