Unair Kembangkan 9 Program untuk Optimalkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Konten Media Partner
21 Oktober 2021 11:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor Unair, Prof. Dr. Mohammad Nasih. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Rektor Unair, Prof. Dr. Mohammad Nasih. Foto-foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Pada akhir Januari 2020, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) meluncurkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang ditujukan bagi perguruan tinggi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Program tersebut digagas guna menjawab tuntutan revolusi industri 4.0 yang diikuti oleh perubahan pesat di segala bidang. Baik bidang teknologi, sosial, budaya, ekonomi, hingga dunia kerja.
Selain itu, program MBKM juga menjadi salah satu upaya pemerintah guna meningkatkan peran perguruan tinggi, sebagai bagian dari solusi permasalahan bangsa.
Adanya program MBKM ini ternyata disambut baik oleh beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Salah satunya yakni Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Rektor Unair, Prof. Dr. Mohammad Nasih, mengatakan, jika pihaknya sudah sangat lama mengimplementasikan beberapa hal yang berkaitan dengan MBKM.
"Dulu jika ada mahasiswa yang menjuarai beberapa bidang tertentu sudah kami hitung dengan SKS. Mahasiswa yang mengikuti konferensi atau student exchange tidak perlu lagi KKN. Hal-hal ini sejatinya sudah termasuk bagian dari implementasi MBKM," kata Nasih pada Basra, Kamis (21/10).
ADVERTISEMENT
Nasih mengungkapkan, ada sembilan aktivitas yang bisa diikuti oleh mahasiswa sebagai bagian implementasi dari MBKM.
Aktivitas tersebut di antaranya: pertukaran pelajar, magang/praktik industri, proyek di desa, penelitian/riset, wirausaha, studi/proyek independen, mengajar di satuan pendidikan, proyek kemanusiaan, hingga pembelajaran lintas Prodi-Lintas Rumpun Ilmu.
Salah satu implementasi MBKM, mahasiswa Unair bangun pengairan di Desa Ko'ol, Madura, dengan Tenaga Surya. Foto: Dok. Basra
Nasih juga menuturkan, setidaknya sudah ada 15.591 mahasiswa telah mengikuti program magang, kewirausahaan, pertukaran lintas studi, magang bersertifikat, dan beberapa program kegiatan sosial lainnya.
"Demikian juga dengan magang dan praktik industri. Unair sangat mendorong dalam hal ini. Kami sudah memberangkatkan ratusan mahasiswa untuk melakukan magang industri. Kemarin kami sudah komunikasi dengan menteri BUMN untuk ke depan bisa mendukung program-program magang industri lebih masif lagi," ungkap Nasih.
Terkait mahasiswa yang mengikuti riset dengan dosen dan mahasiswa yang wirausaha, akan dimasukkan dalam SKS tertentu. Bahkan bagi mahasiswa yang menjalankan start up dengan baik, Unair akan memberikan penghargaan saat wisuda.
ADVERTISEMENT
Untuk pembelajaran lintas studi dan rumpun ilmu, Nasih menyampaikan, jika hal itu sudah aplikasikan sejak mahasiswa semester satu.
"Artinya semua sudah kami dukung penuh dengan sarana yang sangat maksimal. Hal-hal tersebut sebagai bukti bahwa Unair sudah melaksanakan MBKM dengan sebaik-baiknya, dengan penilaian indikator dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menunjukkan Unair telah melampaui dari batas penilaian," ucap Nasih.
Berkat program-program yang telah dicanangkan itu, Unair mencapai poin 74, dengan poin pertumbuhan 673, dengan posisi tinggi 10 persen. Dalam hal ini Unair menempati posisi pertama dari kelompok PTNBH (Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum).
Atas pencapaian tersebut, Unair mendapatkan insentif sebesar Rp 24 miliar dari kementerian. "Dengan adanya program-program tersebut kami berharap dapat membantu para mahasiswa untuk menentukan keinginannya di masa depan," tutup Nasih.
ADVERTISEMENT