Unesa Sediakan Software NVDA hingga Pendamping Khusus Bagi Peserta Disabilitas

Konten Media Partner
15 April 2021 16:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peserta disabilitas mengikuti UTBK di Unesa. Foto-foto: Humas Unesa
zoom-in-whitePerbesar
Peserta disabilitas mengikuti UTBK di Unesa. Foto-foto: Humas Unesa
ADVERTISEMENT
Sebanyak 11 peserta disabilitas mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer untuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK-SBMPTN) di Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
ADVERTISEMENT
UTBK bagi peserta disabilitas di Unesa ini dilaksanakan pada sesi 7, Kamis (15/4) di ruang Training Center PPTI, Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya. Ujian dilakukan dari pukul 06.45 WIB hingga pukul 12.00 WIB.
Usai ujian berlangsung, Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes berkunjung ke tiap-tiap ruangan peserta disabilitas. Ia mengajak para peserta berbincang-bincang terkait perangkat dan teknis pelaksanaan UTBK untuk disabilitas.
“Jika ada kendala maupun hambatan atau masukan akan kita jadikan bahan evaluasi sehingga ke depannya bisa kita benahi. Tapi dari pengakuan peserta, alhamdulillah semua lancar dan mereka tampak semangat. Semoga hasil ujian mereka nanti sesuai harapan,” ucapnya, Kamis (15/4).
Dari total 11 peserta disabilitas tersebut, Nurhasan menuturkan, ada 5 peserta tunanetra, dan 6 peserta tunadaksa.
ADVERTISEMENT
Mereka didampingi keluarga hingga di depan ruangan. Sementara di dalam ruang ujian mereka didampingi pengawas plus relawan khusus dari dosen dan mahasiswa PLB Unesa.
Khusus untuk peserta disabilitas, Unesa menyediakan perangkat khusus, seperti reglet, stilus, kertas, headset dan software Non Visual Desktop Access (NVDA) atau program screen reader yang memudahkan peserta tunanetra dalam “membaca” soal ujian lewat suara.
“Bagi peserta disabilitas yang kesulitan dalam mendeskripsikan gambar misalnya, mereka bisa meminta bimbingan dari pendamping maupun pengawas,” ujarnya.
Sementara bagi peserta tunadaksa, teknis ujiannya hampir sama dengan peserta UTBK pada umumnya, tetapi saat memasuki ruangan ujian, mereka didampingi relawan atau pendamping khusus dari PLB Unesa.
Sementara itu, Muhammad Nizar, salah satu peserta tunanetra asal Jombang mengatakan bahwa meski memiliki keterbatasan fungsi penglihatan, tetapi ia tetap semangat mengikuti UTBK.
ADVERTISEMENT
Baginya, keterbatasan bukanlah alasan menggugurkan harapan. Justru, keterbatasan itu harus menjadi alasan untuk terus bangkit dan berjuang.
“Saya percaya, fisik boleh terbatas, tetapi jiwa harus bebas berbuat (berkarya) dan menentukan masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Menurutnya, meski jauh dari Jombang, mengikuti UTBK adalah salah satu perjuangannya dalam meneruskan pendidikan di perguruan tinggi dan mencapai cita-cita di masa depan. Dia melanjutkan, sekarang sudah bukan zamannya untuk mengeluh, sebab segala fasilitas berupa teknologi sudah tersedia dan memudahkan segala urusan.
“UTBK di Unesa disediakan fasilitas yang lengkap untuk anak berkebutuhan khusus seperti saya, sistemnya juga sangat rapi dan mudah diakses, jadinya ujian saya dan teman-teman disabilitas yang lain alhamdulillah lancar-lancar,” ujar peserta yang bercita-cita menjadi mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Unesa ini.
ADVERTISEMENT
Diketahui, selain memberikan yang terbaik dan memastikan kelancaran pelaksanaan UTBK bagi peserta disabilitas. Unesa juga menyediakan beasiswa khusus untuk disabilitas, lingkungan kampus yang ramah disabilitas dan fasilitas-fasilitas khusus lainnya seperti kursi roda elektrik dan motor khusus untuk kebutuhan mobilitas mahasiswa disabilitas di sekitar kampus. Selain itu, juga ada pusat studi dan layanan disabilitas (PSLD).
“Unesa, selain unggul di bidang olahraga, pendidikan, bahasa, seni dan budaya, juga menjadi kampus yang ramah dan nyaman bagi tumbuh dan berkembangnya anak-anak disabilitas,” pungkas Nurhasan.