Usai Lebaran, Kasus Hipertensi dan Diabetes di Surabaya Melonjak

Konten Media Partner
18 April 2024 7:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kegiatan bakti sosial berupa pemeriksaan tekanan darah bagi warga yang dilakukan secara gratis beberapa waktu lalu. Usai libur lebaran kasus tekanan darah tinggi atau hipertensi di Surabaya melonjak. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan bakti sosial berupa pemeriksaan tekanan darah bagi warga yang dilakukan secara gratis beberapa waktu lalu. Usai libur lebaran kasus tekanan darah tinggi atau hipertensi di Surabaya melonjak. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Euforia masyarakat selama libur lebaran biasa dimanfaatkan untuk mengkonsumsi beraneka ragam makanan. Namun terkadang, masyarakat lalai dalam mengkonsumsi makanan sehingga menyebabkan risiko bagi kesehatan. Apalagi setelah satu bulan menjalani ibadah puasa, masyarakat secara leluasa mengkonsumsi makanan yang bisa saja menimbulkan masalah kesehatan, seperti jenis makanan berkalori tinggi.
ADVERTISEMENT
Ketua Tim Kerja Penyakit Tidak Menular (PTM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nur Laila menyampaikan penyakit tidak menular bisa menjangkit masyarakat karena pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Penyakit tidak menular itu di antaranya adalah hipertensi, diabetes, kolesterol, asam urat, stroke, jantung, dan gerd atau gastritis (maag). Karenanya, masyarakat diharapkan waspada dan membatasi mengkonsumsi makanan yang dapat menimbulkan risiko penyakit.
“Makanan yang disajikan memang beragam, ada yang manis, berlemak, pedas, hingga minuman dingin. Semua itu boleh dikonsumsi tetapi harus dibatasi. Kalau tidak dikontrol maka akan muncul gangguan kesehatan,” kata Nur Laila, Kamis (18/4).
Nur Laila menjelaskan, selama bulan puasa hingga libur lebaran pada periode 6-15 April 2024, penyakit yang paling banyak dikeluhkan oleh pasien adalah hipertensi, diabetes, sakit kepala, gerd atau gastritis (maag), dan diare.
ADVERTISEMENT
“Tidak menutup kemungkinan terjadi diare karena banyak orang-orang saat mudik, lupa mencuci tangan. Jadi mereka sudah menyentuh banyak hal, lalu langsung makan ketika disuguhkan makanan. Ini yang bisa menyebabkan diare pada saat momen lebaran,” jelasnya.
Sedangkan pada kasus rujukan di fasilitas kesehatan didominasi oleh penderita hipertensi, yang kemudian disusul oleh penderita diabetes. Jumlah kunjungan hipertensi dan diabetes di puskesmas selama libur lebaran sebagian besar berusia pada pra lansia, yaitu 45-59 tahun. Serta, lansia yang lebih dari 60 tahun.
“Ini yang perlu diwaspadai, jangan lupa kontrol untuk penderita hipertensi, diabetes, stroke, dan jantung. Kalau mereka lupa kontrol akan jatuh dalam kondisi yang lebih parah. Penyebab terjadinya penyakit tidak menular saat lebaran itu biasanya adalah makanan, banyak berlemak, atau terlalu banyak mengkonsumsi manis,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya melakukan berbagai upaya promotif dan preventif untuk pencegahan penyakit tidak menular selama libur lebaran. Yaitu sosialisasi, melaksanakan skrining, dan menganjurkan kepada masyarakat agar mengkonsumsi makanan yang sehat. Seperti, sayur dan buah, membatasi karbohidrat, gula, garam, dan lemak. Kemudian, rutin melakukan olahraga minimal 30 menit per hari.
“Bagi orang yang bukan penderita diabetes maksimal dapat mengkonsumsi gula sebanyak 4 sendok makan, sedangkan garam ½ sendok teh, dan lemak 5 sendok makan,” ujar dia.
Apabila sudah menderita penyakit degeneratif diharapkan melakukan kontrol kesehatan secara rutin, hal itu juga bisa dilakukan di puskesmas terdekat. Selain itu, bisa dilakukan pula di Posbindu (Pos Binaan Terpadu). Posbindu juga sudah terintegrasi dan memiliki layanan pemeriksaan tambahan, yaitu skrining TBC, Hepatitis, dan HIV.
ADVERTISEMENT
“Kasus degeneratif seperti hipertensi, diabetes, jantung, stroke dan asam urat, kolesterol, dan obesitas, harus cek kesehatan dan kontrol kesehatan. Sehingga bisa minum obat secara rutin agar kondisinya tetap stabil,” kata dia.
Nur Laila mencontohkan, banyak penderita hipertensi yang tidak mengalami gejala tetapi tekanan darah mengalami peningkatan. Karenanya perlu adanya monitoring tekanan darah secara rutin. Warga juga bisa memanfaatkan layanan home care yang tersedia pada 57 puskesmas di Kota Surabaya.
“Petugas dibantu oleh mahasiswa magang atau MSIB akan mengunjungi penderita hipertensi untuk mendekatkan pelayanan. Sebab keluhan yang paling banyak tahun ini adalah hipertensi dan diabetes. Jadi pemantauan akan tetap dilakukan oleh puskesmas,” imbuhnya.