Wagub Emil Ungkap Perilaku Warga yang Cemari Sungai Brantas, Apa Saja?

Konten Media Partner
19 Oktober 2023 17:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
(Dua dari kiri) Wagub Jatim Emil Dardak. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
(Dua dari kiri) Wagub Jatim Emil Dardak. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Gubernur Jawa Timur (Wagub Jatim) Emil Elestianto Dardak menyoroti dan meminta perilaku masyarakat dan pelaku industri di sekitar wilayah Sungai Brantas untuk menjaga kebersihan sungai itu.
ADVERTISEMENT
"Sungai Brantas menjadi bagian penting sebagai sumber kehidupan masyarakat sejak zaman Kerajaan Majapahit," kata Emil dalam keterangannya, seperti dikutip Basra, Kamis (19/10).
Terdata Sungai Brantas membentang sepanjang 320 kilometer melewati berbagai kabupaten/ kota di wilayah Jatim, di antaranya Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Surabaya, Malang hingga Batu. Sungai Brantas berperan menyediakan air bagi kehidupan masyarakat di berbagai kabupaten/ kota yang dialirinya.
Emil menyebut ada beberapa isu yang perlu ditindaklanjuti dalam upaya menjaga kualitas air Sungai Brantas sebagai sumber kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah perilaku masyarakat yang cenderung membuang popok bekas ke sungai.
"Industri yang berada di sekitar sungai juga mempengaruhi kualitas air Sungai Brantas. Selain itu tata letak rumah-rumah warga yang cenderung membelakangi sungai,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Emil menekankan pentingnya edukasi terhadap kesadaran masyarakat dan pelaku industri. Menurutnya, beberapa isu sosial bisa diselesaikan secara bertahap. Misalnya dengan mengajak masyarakat untuk mulai tidak membangun rumah yang memunggungi sungai dengan harapan dapat turut serta menjaga kebersihannya.
"Permasalahan lain, seperti perilaku masyarakat yang cenderung membuang popok bekas di sungai, secara bertahap dapat diatasi bersama-sama dengan edukasi dan pemasangan CCTV," katanya.
Emil melanjutkan, berdiri banyak industri di sepanjang Sungai Brantas yang tidak menangani limbahnya dengan baik.
"Bersama aparat penegak hukum kami terus memberikan edukasi kepada para pelaku usaha agar mengelola limbahnya dengan baik agar tidak mencemari sungai," tuturnya.
Emil menandaskan, beberapa kegiatan ekonomi masyarakat yang mengandalkan sungai juga berpotensi menimbulkan polusi air.
ADVERTISEMENT
"Di wilayah Karangkates, yang terletak di perbatasan Malang-Blitar, terdapat aquakultur yang dikelola oleh masyarakat. Ini berdampak pada polusi air yang biasanya dihasilkan dari pakan ikan," katanya.
Menurut dia, isu sedimentasi membutuhkan kekuatan anggaran yang sangat besar.
"Memang dibutuhkan upaya dengan melibatkan banyak pihak dalam menjaga Sungai Brantas,” tukasnya.