Waspada Kasus DBD di Jatim Naik, Sudah Ada 3638 Kasus Hingga Februari 2024

Konten Media Partner
3 Maret 2024 9:09 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Provinsi Jawa Timur, drg. Sulvi Anggraeni (paling kanan). Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Provinsi Jawa Timur, drg. Sulvi Anggraeni (paling kanan). Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jumlah penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Provinsi Jawa Timur (Jatim) hingga bulan Februari 2024 meningkat dibanding tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur mencatat kasus DBD hingga Februari pada minggu ketiga mencapai 3.638 kasus. Angka ini meningkat jika dibanding pada 2023 dengan keseluruhan kasus hingga Desember sebanyak 9.041.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Provinsi Jawa Timur, drg. Sulvi Anggraeni mengungkapkan, dengan tingginya angka kasus DBD di awal tahun ini, pihaknya memprediksi angka kasus DBD di Jatim hingga akhir tahun 2024 dapat melebihi 2023.
"Kalau diprediksi misalnya tiga kalinya sudah 9.000 lebih, jadi bisa melebihi dari kasus pada 2023," ujar Sulvi usai talkshow 'Langkah Bersama Cegah DBD' yang digelar PT Takeda Innovative Medicines di salah satu mal di Surabaya, Sabtu (2/3) sore.
Sulvi menuturkan, angka DBD paling tinggi terjadi Kabupaten Probolinggo, yakni mencapai 600 kasus. Sementara di Kota Surabaya saat ini tercatat lebih dari 30 kasus DBD.
ADVERTISEMENT
"Surabaya Alhamdulillah memang masih terkendali dibandingkan beberapa kabupaten kota yang kasusnya cukup banyak. Tapi memang (Surabaya) sudah mulai ada peningkatan," ungkapnya.
Sulvi mengatakan, dilihat dari trennya kasus DBD meningkat di setiap musim penghujan datang. Biasanya peningkatan terjadi di akhir atau awal tahun.
"Mungkin waktunya bergeser-geser sedikit bulannya, tapi memang peningkatannya lebih banyak di musim penghujan. Cuaca memang saat ini tidak bisa diprediksi. Kemarin waktu awal-awal Januari sebenarnya memang masih datar tiba-tiba naik lagi di Januari akhir sampai Februari," jelasnya.
Menurut Sulvi, salah satu upaya pencegahan DBD adalah dengan menerapkan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) 3M (Menguras, Menutup, Mendaur Ulang) Plus.
Upaya pencegahan DBD juga dapat dilakukan dengan pemberian vaksin DBD, vaksin DBD TAK-003 yang diproduksi oleh perusahaan asal Jepang, Takeda.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Sulvi menuturkan jika vaksin tersebut belum masuk menjadi program pemerintah. Sehingga saat ini vaksin DBD baru bisa didapatkan dengan biaya pribadi.
"Kalau masyarakatnya mampu ya silakan membeli, karena kalau dilihat dari harganya itu jauh lebih murah dibandingkan kalau kita sakit DBD di rumah sakit ya, itu jauh lebih mahal dan itu pilihan kepada masyarakat," tandasnya.
Sementara itu dijumpai dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht menuturkan, pihaknya memastikan vaksin DBD TAK-003 dapat diakses oleh masyarakat luas di Surabaya dan Jawa Timur.
"Kami bekerja sama dengan pemerintah untuk mencegah adanya kasus DBD secara efektif. Jadi komitmen kami lebih dari sekadar vaksin, yaitu kami mendukung Indonesia untuk mencapai target nol kematian akibat dengue pada 2030," tukasnya.
ADVERTISEMENT