Konten Media Partner

BBWS Sosialisasikan Rencanan Pembangunan Groundsill Bendung Gerak Bojonegoro

16 Agustus 2017 9:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BBWS Sosialisasikan Rencanan Pembangunan Groundsill Bendung Gerak Bojonegoro
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Oleh Imam Nurcahyo
Trucuk - Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, melalui Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS), pada Selasa (15/08/2017), bertempat di Lapangan Desa Pdang Kecamatan Trucuk, sosialisasikan rencana pembangunan groundsill (dasar) pada hilir bendung gerak sungai Bengawan Solo. Selain pembangunan groundsill akan dibangun pula revetment (tembok sayap sungai) baru dan perbaikan revetment yang rusak yang disebabkan oleh arus sungai Bengawan Solo.
BBWS Sosialisasikan Rencanan Pembangunan Groundsill Bendung Gerak Bojonegoro (1)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS) dalam sambutannya yang disampaikan oleh Kepala Bidang PJSA Bengawan Solo Heriantono Waluyadi ST MT menyampaikan, bahwa pembuatan groundsill di karenakan telah terjadi degradasi dasar sungai.
ADVERTISEMENT
“Tujuan pembuatan groundsill tersebut untuk menyelamatkan bangunan bendungan gerak.” ungkapnya
Selain pembangunan groundsill akan dibangun pula revetment (tembok sayap sungai) baru dan perbaikan revetment yang rusak yang disebabkan oleh arus sungai Bengawan Solo. Jika tidak dibuat revetment akan terjadi kerusakan yang lebih parah lagi.
“Kita akan membangun groundsill pada 3 lokasi. Hal ini diharapkan dapat mengurangi dampak kerusakan bendungan gerak dan kegiatan ini bisa tepat waktu, tepat kualitas, tepat kuantitas.” ujar Heriantono.
Sementara menurut Joko, selaku PPK BBWS Sub Madiun, bahwa dengan kondisi sungai Bengawan Solo yang endapannya semakin tinggi yang disebabkan oleh tingkat erosi yang tinggi pula, untuk itu diperlukan pembangunan groundsill, dialiran sungai Benganwan Solo sekitar bendungan gerak, dengan tujuan untuk mengurangi kecepatan arus dan meningkatkan laju pengendapan sedimen di bagian hulu groundsill.
ADVERTISEMENT
“Hal ini dimaksudkan untuk mengamankan pondasi jembatan atau bendungan gerak yang ada di hulu groundsill, sehingga struktur bangunan yang berada di bagian hulu sungail aman terhadap erosi.” terang Joko.
Abdullah selaku konsultan (KSO) pembanguan groundsill tersebut memaparkan bahwa lingkup pembangunan groundsill di Kabupaten Bojonegoro antara lain membuat kontruksi groundsill pada hilir bendung sebanyak 3 (tiga) buah, perbaikan revetmen di hilir bendungan gerak dan pemasangan hexapod beton untuk mengembalikan dasar sungai.
“Pembanguanan groundsill ini bertujuan menyelamatkan bendungan gerak,” terangnya.
Abdullah mengungkapkan, bendungan mempunyai tampungan untuk keperluan penyediaan air baku sebesar 13 juta meter kubik untuk daerah Provinsi Jatim dan Jateng, yang terdiri dari, irigasi pompa Kabupaten Bojonegoro seluas 4.531 hektare, Kabupaten Blora 665 hektare dan penyedian air domestik dan industri di Kabupaten Bojonegoro 0,161 meter kubik per detik dan Kabupaten Blora 0,118 meter kubik per detik serta untuk industri minyak 0,800 meter kubik per detik.
ADVERTISEMENT
“Pembangunan groundsill diperkirakan memakan waktu kurang lebih 4 tahun, mulai tahun 2017 hingga 2020.” terang Abdullah.
Masih dalam sambutannya,Abdullah juga memohon bantuan partisipasi masyarakat dan Pemerintah Daerah, khususnya di tiga desa yaitu, Desa Ngringinrejo dan Desa Leran Kecamatan Kalitidu serta Desa Padang Kecamatan Trucuk, guna lancarnya kegiatan tersebut, dimana ketiga desa tersebut merupakan jalan masuk mobilisasi pembangunan groundsill.
“Tentunya jalan-jalan yang telah terbangun akan rusak nantinya, namun kita akan memperbaikinya. Kita juga akan membuka aduan, keluhan, masukan serta saran melalui nomor 0817620306.” imbuhnya
Bupati Bojonegoro, yang akrab dipanggil Kang Yoto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembangunan groundsill ini merupakan kabar gembira, karena membantu mengurangi dampak kerusakan sungai.
“Kita juga harus mengapresiasi kerja dari pihak kepolisian yang telah menangkap 35 orang penambang pasir ilegal. Setidaknya ini dapat mengurangi jumlah penambang pasir yang akan merusak lingkungan sungai Bengawan Solo. Selain itu juga akan menimbulkan efek jera. Diharapkan pembangunan groundsill dapat membawa manfaat bagi kita semua.“ tutur Kang Yoto.
ADVERTISEMENT
Kang Yoto menambahkan bahwa pemerintah dan masyarakat harus mendukung apa yang dapat memberikan manfaat. Ketika kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ingin membangun groundsill setidaknya jangan mengganggu, karena ini bisa mengurangi risiko bencana alam. Setidaknya risiko longsor di bantaran sungai Bengawan Solo bisa dikurangi.
“Apabila bendung gerak ini rusak dan tidak ada lagi sisanya, nanti apa yang kita ceritakan ke anak cucu kita.” ucap Kang Yoto.
Seperti halnya Negeri Saba negeri yang terkenal kaya raya dan memiliki sumberdaya manusia yang sangat bagus dan banyak. Mereka mampu membuat bendungan untuk membendung air, hal ini untuk menahan air agar tidak langsung mengalir. Air bendungan tersebut dapat digunakan untuk pengairan pertanian. Sehingga pertanian mereka makmur, rakyat sejahtera, Negeri Saba menjadi negeri yang maju dan menjadi negeri adidaya. Di penerus pertama masih menjaga kondisi sistem pemerintahan dan pertanian di Negeri Saba, tapi setelah penerus kedua memimpin hanya berpikir untuk menikmati hasilnya, tanpa memikirkan bagaimana merawat sehingga musibah menimpa mereka.
ADVERTISEMENT
Bendung gerak ini sudah menjadi ikon dan destinasi wisata di Bojonegoro. “Kita harus bisa menjaga apa yang kita capai saat ini dan meningkatkan lagi kedepannya. Mari kita bersama-sama membangun Bojonegoro tercinta, agar bisa lebih baik, lebih maju, dan lebih makmur.” pungkas Kang Yoto. (inc/imm)