Berawal dari Coba-coba, Perempuan Asal Bojonegoro Ini Tekuni Jualan Bumbu Pecel

Konten Media Partner
21 Februari 2021 19:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nita, Perempuan asal Kelurahan Mojokampung, Kecamatan Bojonegoro Kota. dengan bumbu sambal pecel produksinya. (foto: ver/beritabojonegoro)
zoom-in-whitePerbesar
Nita, Perempuan asal Kelurahan Mojokampung, Kecamatan Bojonegoro Kota. dengan bumbu sambal pecel produksinya. (foto: ver/beritabojonegoro)
ADVERTISEMENT
Bojonegoro - Membuka usaha, bisa dimulai dari rumah. Hal inilah yang dilakukan oleh ibu rumah tangga asal Kelurahan Mojokampung, Kecamatan Bojonegoro Kota. Nita (37) awalnya memulai usahanya menjual bumbu sambal pecel hanya untuk menambah uang jajan anak. Tidak disangka, produknya bisa berkembang besar dan memasuki sejumlah swalayan dan pasar luar kota.
ADVERTISEMENT
Saat ini, bumbu pecel produksinya telah memiliki izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro dan sertifikat halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Saya mulai buat bumbu pecel tahun 2014, awalnya itu coba-coba untuk ngisi waktu luang sekaligus untuk nambah uang jajan anak," kata Nita kepada awak media ini, Minggu (21/02/2021).
Nita menceritakan, sejak awal menekuni usaha jualan bumbu sambal pece, usahanya tersebut terus berkembang.
Sambal pecel produksi Nita awalnya dibeli oleh sesama wali murid teman anaknya sekolah. Ternyata permintaan dari mereka erus bertambah banyak.
Nita mulai percaya diri, dia mencoba menitipkan sambal pecelnya ke tukang sayur keliling. Dia juga mencoba menitipkan ke toko-toko besar dan toko oleh-oleh. Ada yang mau nerima dan ada juga yang menolak karena sudah ada produk yang sama.
ADVERTISEMENT
"Saya terus memproduksi bumbu sambal pecel dan saya titipkan di toko-toko yang mau dititip, sebab hasilnya lumayan," kata Nita.
Bumbu sambal pecel produksi Nita, warga Kelurahan Mojokampung, Kecamatan Bojonegoro Kota. (foto: ver/beritabojonegoro)
Beberapa waktu kemudian, dirinya diminta oleh Dinas Perindustian dan Tenaga Kerja (Perinaker) Kabupaten Bojonegoro untuk datang ke dinas tersebut sambil membawa contoh bumbu sambal pecel produksinya.
"Waktu itu saya mendapat telepon dari dinas tersebut untuk datang ke kantor dengan membawa contoh produk." kata Nita.
Selanjutnya setelah dibantu oleh dinas terkait, bumbu sambal pecel produksinya mendapatkan sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dia juga diundang untuk mengikuti pelatihan tentang packaging.
Selain itu, dirinya juga mendapatkan bantuan untuk pengurusan izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dari Dinas Kesehatan setempat.
ADVERTISEMENT
"Kala itu saya diberitahu teman untuk ikut daftar. Setelah daftar, dapat penyuluhan dan pelatihan dari dinas, semakin pede buat kembangin usaha ini karena sudah dapat izin PIRT itu," kata Nita.
Setelah bumbu sambal pecel prduksi Nita dianggap layak dan kemasannya menarik, Nita dibantu Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Bojonegoro untuk dipertemukan degan pihak swalayan di Bojonegoro. Pihak swalayan ternyata tertarik untuk memajang produk Nita di tempat mereka.
"Alhamdulillah. Saya seperti pengusaha besar, bisa bersanding dengan perusahaan besar yang mengirim produk mereka dengan truk. Tidak menyangka bakal bisa besar seperti ini," kata Nita.
Selain sambal pecel, Nita juga menambah varian produk lainnya seperti camilan kripik usus, makaroni pedas bumbu daun jeruk, dan keripik singkong pedas.
ADVERTISEMENT
Sebelum pandemi COVID-19, omzet Nita bisa mencapai Rp 7 juta sampai Rp 9 juta per bulan. Setiap minggu, Nita bisa memproduksi 30-50 kilogram bumbu sambal pecel.
"Untuk harganya mulai dari 3 ribu rupiah sampai 75 ribu rupiah per packs." kata Nita.
Setelah adanya pandemi, omzetnya juga menurun. Kendala lainnya yang dihadapinya Nita adalah bahan baku pembuatan bumbu sambal pecel, seperti cabai, yang harganya juga tidak stabil.
Bagi pembaca yang ingin mencoba bumbu sambal pecel milik Nita bisa membeli di swalayan atau menghubungi nomor +62 812-3309-7299. (ver/imm)
Reporter: Vera Astanti
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com