Konten Media Partner

Cuaca Ekstrem, Harga Rajungan di Tuban Melambung

25 Januari 2019 20:02 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nelayan pencari rajungan di Desa Kradenan Kecamatan Palang Kabupaten Tuban.
zoom-in-whitePerbesar
Nelayan pencari rajungan di Desa Kradenan Kecamatan Palang Kabupaten Tuban.
ADVERTISEMENT
Oleh Achmad Junaidi Tuban - Akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah perairan laut Tuban beberapa hari belakangan ini, mengakibatkan hasil tangkapan nelayan pencari rajungan di Desa Kradenan Kecamatan Palang Kabupaten Tuban, menurun drastis. hal tersebut berdampak melonjaknya harga rajungan di pasaran. Jika cuaca bagus, harga rajungan berkisar antara Rp 40 ribu sampai Rp 45 ribu per kilogram, dengan adanya cuaca buruk saat ini, harganya juga naik menjadi kisaran Rp 50 ribu hingga Rp 55 ribu perkilogram.
Nelayan pencari rajungan di Desa Kradenan Kecamatan Palang Kabupaten Tuban.
zoom-in-whitePerbesar
Nelayan pencari rajungan di Desa Kradenan Kecamatan Palang Kabupaten Tuban.
ADVERTISEMENT
Menurut salah satu nelayan setempat, Nafiq Syarifuddin (24), kepada awak media ini menuturkan bahwa dirinya sudah beberapa hari libur untuk mencari rajungan, namun dikarenakan tabungannya mulai menipis, ia dan beberapa rekannya terpaksa tetap nekat melaut, meski tahu bahwa risiko terhadap keselamatan jiwa mereka juga terancam. "Ya terpaksa melaut untuk mencari rajungan, karena uang untuk dipakai belanja sudah mulai menipis, masa harus hutang lagi," tutur Nafiq kepada media ini, Jumat (25/01/2019).
Nelayan pencari rajungan di Desa Kradenan Kecamatan Palang Kabupaten Tuban.
zoom-in-whitePerbesar
Nelayan pencari rajungan di Desa Kradenan Kecamatan Palang Kabupaten Tuban.
Nafiq mengaku, jika cuaca dalam kondisi normal, dirinya biasanya memasang bubu atau keranjang alat tangkap, sebanyak 600 biji, dan hasil tangkapan rajunganya pun lumayan banyak, yakni mencapai 15 hingga 20 kilogram. Tetapi karena ombak besar dan angin kencang, seperti yang terjadi sekarang ini, dirinya hanya memasang 400 bubu. Namun hasil yang ia dapatkan hanya sekitar 2 kilogram. Selain itu, sebagian bubu ada yang rusak dan bahkan ada yang hilang, karena arus ombak yang cukup besar. "Sepi. Ombaknya besar, berangkat dari pukul 03.30 WIB dan pulang pukul 10.00 WIB, hanya dapat 2 kilogram saja. Besok terpaksa kita libur melaut lagi, sekalian benerin bubu yang rusak," tuturnya.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III BMKG Tuban, Desindra Deddy Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III BMKG Tuban, Desindra Deddy Kurniawan
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III BMKG Tuban, Desindra Deddy Kurniawan, kepada awak media ini menuturkan, bahwa saat ini gelombang di utara Tuban memang masih tinggi dan diperkirakan masih akan terus terjadi hingga tanggal 27 Januari 2019 mendatang. Selain itu di selatan atau barat laut Australia muncul Siklon tropis Riley yang menyebabkan hujan dan potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur, terutama di wilayah perairan laut Tuban. "Cuaca buruk terjadi dikarenakan muncul Siklon tropis di wilayah laut Australia. Hal itu sangat berdampak pada perairan laut utara Tuban yang diperkirakan hingga dua hari kedepan," tuturnya.. Lebih lanjut dirinya mengimbau kepada masyarakat di wilayah pesisir pantai Tuban, terutama para nelayan agar sesikit mengurangi aktivitas melaut, selalu berhati-hati dan waspada jika masih melakukan kegiatan di laut, serta selalu mengikuti dan memantau terus informasi dari BMKG stasiun Meteorologi Tuban. "Kami berharap masyarakat khususnya nelayan untuk selalu memantau perkembangan cuaca dari BMKG Tuban, dan selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas dilaut," pungkasnya. (jun/imm)
ADVERTISEMENT