Dampak Kemarau, 46 Dusun di Tuban Alami Kekeringan dan Krisis Air Bersih

Konten Media Partner
14 Oktober 2021 16:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BPBD Kabupaten Tuban saat mendistribusikan batuan air bersih kepada warga yang alami krisis air bersih. (foto: Dok Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
BPBD Kabupaten Tuban saat mendistribusikan batuan air bersih kepada warga yang alami krisis air bersih. (foto: Dok Istimewa)
ADVERTISEMENT
Tuban - Dampak musim kemarau mulai dirasakan sejumlah wilayah di Kabupaten Tuban. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban menyebutkan bahwa setidaknya ada 65 dusun di 32 desa yang tersebar di 9 kecamatan di Kabupaten Tuban yang berpotensi mengalami kekeringan dan krisis air bersih.
ADVERTISEMENT
Sementara, hingga pertengahan Oktober 2021 ini, sudah ada 46 dusun di 25 desa yang tersebar di 8 kecamatan yang telah mengalami krisis air bersih. Sedangkan yang telah mendapatkan distribusi atau droping air bersih baru sebanyak 12 dusun di 4 kecamatan.
Kepala Pelaksana (Kalaksa ) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Yudi Irawanto, kepada awak media ini Kamis (14/10/2021) menuturkan bahwa guna mengantisipasi dampak musim kemarau tahun ini, pihaknya telah menyiapkan bantuan air bersih menggunakan tangki, untuk didistribusikan kepada warga di dusun-dusun yang terdampak kekeringan.
Hal itu dilakukan karena dusun-dusun tersebut sumber airnya jauh dari pemukiman, sementara sumber air yang ada di pemukiman warga tidak mampu mencukupi kebutuhan air bersih untuk warga sekitar.
ADVERTISEMENT
BPBD Kabupaten Tuban saat mendistribusikan batuan air bersih kepada warga yang alami krisis air bersih. (foto: Dok Istimewa)
Yudi mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan dari camat, di Kabupaten Tuban yang wilayahnya berpotensi mengalami kekeringan ada 9 kecamatan, terbagi dalam 32 desa atau 65 dusun.
"Yang telah kami asesmen ada 46 dusun di 25 desa yang tersebar di 8 kecamatan," kata Yudi Irwanto.
Adapun wilayah yang sudah diasesmen yaitu: 1). Kecamatan Parengan, meliputi Desa Selogabus, Desa Pacing, Desa Brangkal, dan Desa Kumpulrejo; 2). Kecamatan Kenduruan, meliputi Desa Jlodro; 3). Kecamatan Semanding, meliputi Desa Jadi; 4). Kecamatan Grabagan, meliputi Desa Grabagan, Desa Gesikan, dan Desa Ngandong; 5). Kecamatan Montong, meliputi Desa Sumurgung, dan Desa Tanggulangin; 6). Kecamatan Jatirogo, meliputi Desa Wotsogo, Desa Sadang, Desa Bader, dan Desa Jombok; 7). Kecamatan Rengel, meliputi Desa Sawahan, Desa Maibit, Desa Rengel, Desa Punggulrejo, dan Desa Kebonagung; 8. Kecamatan Soko, meliputi Desa Jati, Desa Menilo, Desa Mojoagung, Desa Bangunrejo, dan Desa Prambon Tergayang.
ADVERTISEMENT
"Untuk Kecamatan Merakurak dan Kecamatan Jatirogo belum layak droping," tutur Yudi Irwanto.
Selain itu, guna membatu warga yang mengalami krisis air bersih, pihaknya juga sudah melakukan upaya pendistribusian air bersih di 12 dusun di 4 kecamatan.
Keempat kecamatan tersebut yaitu: 1). Kecamatan Semanding di Desa Jadi (Dusun Jadi, Dusun Gembul, Dusun Tlogonongko, Dusun Selang, Dusun Gowah) dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 210 KK; 2). Kecamatan Parengan di Desa Pacing sebanyka 600 KK, dan Desa Brangkal (Dusun Krajan dan Dusun Jeruk) sebanyak 303 KK;
3). Kecamatan Kenduruan di Desa Jlodoro (Dusun Krajan dan Dusun Ngasem) sebanyak 600 KK; 4). Kecamatan Montong di Desa Tanggulangin (Dusun Guyangan dan Dusun Dukuhan ) untuk 420 KK.
ADVERTISEMENT
"Pendistribusian bantuan air bersih untuk warga yang terdampak kekeringan dengan menggunakan truk tangki dari BPBD dan PDAM. Masing-masing desa sebanyak 3 rit," kata Yudi Irwanto. (ayu/imm)
Reporter: Ayu Fadillah SIKom
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah dipublish di: https://beritabojonegoro.com